TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi Tatang Kurniadi mengatakan bahwa pencarian kotak hitam penerbangan (black box) yang berwarna oranye milik pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, hanya berdasarkan warna.
"Kotak hitam punya sinyal disebut finger. Jika pesawat jatuh ke laut akan berbunyi dan akan ketahuan, tapi di darat pencariannya hanya berdasarkan warnanya," katanya di Base Ops Lapangan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa 15 Mei 2012.
Tatang menyebutkan, baterai finger mampu bertahan selama enam tahun, sedangkan jika jatuh ke laut dan terus berbunyi, maka bertahan selama sebulan. Menurut Tatang, tim pencari dan penyelamat (Search and Rescue/SAR) gabungan akan terus mencari kotak hitam karena menjadi kunci untuk mengetahui penyebab kecelakaan pesawat.
Sejauh ini, kotak hitam Sukhoi belum ditemukan dan tim di lapangan terus mengevakuasi potongan-potongan tubuh korban serta berbagai barang mereka yang dapat mengidentifikasi korban.
Hingga saat ini sudah 27 kantung jenazah dievakuasi dari Cijeruk, Bogor, ke Rumah Sakit (RS) Polri, Jakarta Timur, untuk diidentifikasi.
Sukhoi Superjet 100 buatan Rusia tersebut mengalami kecelakaan dalam penerbangan promosi pada Rabu, 9 Mei 2012.
ANT | WDA
Berita terkait
SMPN 1 Cijeruk Jadi Posko Evakuasi Sukhoi
Evakuasi Korban Sukhoi Capai 80 Persen
Kerja Sama Indonesia-Rusia Tak Terhalang Sukhoi
Penyebar Foto Palsu Korban Sukhoi Serahkan Diri
Juni, ATC Bakal Pisah dengan Bandara
Ternyata Sukhoi yang Jatuh Itu Pesawat Pengganti