TEMPO.CO, Jayapura - Empat warga sipil di Distrik Bogobaida, Kabupaten Paniai, ditembak anggota Brigade Mobil Kepolisian Resor Paniai, Selasa malam, 15 Mei 2012, sekitar pukul 20.00 WIT. “Benar, ada empat orang ditembak. Mereka menyerang polisi duluan, anggota kami hanya mempertahankan diri dan menembak,” kata Kepala Polres Paniai, Ajun Komisaris Besar Polisi Antonius Diance, Rabu, 16 Mei 2012.
Menurut Antonius, empat orang tersebut akan dievakuasi ke Nabire dan dipulangkan ke rumah keluarga. Antonius mengatakan, korban tertembak adalah ML, AL, AM, dan LK.
Saat ini polisi masih mengolah tempat kejadian perkara. “Kita masih rapatkan ini bersama perwira kepolisian. Saya akan sampaikan lagi informasi resminya. Kemudian kalau didapati ada kesalahan dari anggota kami tetap akan diperiksa dan diberi sanksi,” ujar Antonius.
Kronologi insiden tersebut berawal ketika empat warga tersebut mengacau di pemukiman warga. Polisi kemudian diturunkan untuk mengamankan lokasi di Distrik Bogobaida. Namun, kedatangan anggota Brimob menambah amarah korban yang langsung menyerang polisi menggunakan alat tajam dan stik biliar. “Karena anggota kami diserang, akhirnya diletuskan tembakan,” ucap Antonius.
Antonius mengatakan, situasi di Bogobaida sudah kembali normal. “Kita tetap bersiaga apabila terjadi aksi tak diinginkan. Kita berharap warga tidak terprovokasi.”
Baca Juga:
Thobias Bogubau, Ketua Aliansi Intelektual Suku Wolani Moni dan Mee di Paniai, menyayangkan peristiwa tersebut. “Kami mendesak kepolisian menarik pasukannya dari Paniai. Kejadian seperti itu sudah berulang kali. Ini bisa menciptakan konflik antara polisi dan warga,” tuturnya.
Menurut Thobias, aparat keamanan selalu mengambil jalan kekerasan menyelesaikan masalah. “Dan selalu saja begitu, kita minta pelaku dihukum seberat-beratnya,” ucapnya lagi.
JERRY OMONA