TEMPO.CO, Jakarta - Pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan bahwa apabila FDR (Flight Data Recorder) Sukhoi Superjet 100 berhasil ditemukan oleh tim SAR, alat tersebut akan diperiksa di Indonesia juga.
"Kalau FDR berhasil ditemukan, tidak akan diberikan ke pihak Rusia. Pihak Indonesia yang akan memeriksanya," ujar Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Tatang Kurniadi, saat jumpa pers di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jumat 18 Mei 2012.
Pernyataan Tatang ini sekaligus menepis kabar bahwa FDR akan diperiksa ataupun dibawa pihak Rusia. Sempat beredar kabar CVR (Cockpit Voice Recorder) akan diperiksa Indonesia, sementara FDR akan diperiksa Rusia.
Meski tidak memperbolehkan Russia memeriksa ataupun membawa FDR, tim SAR Rusia akan tetap terlibat dalam pencariannya. Mereka akan bergabung dengan 186 anggota tim SAR di Cijeruk, Bogor.
Sebelumnya, terhitung mulai hari ini, operasi evakuasi korban Sukhoi Superjet 100 dihentikan. Operasi yang melibatkan pasukan dari instansi seperti TNI, Mapala UI, Pemda Bogor, serta SAR Rusia tersebut berakhir setelah beroperasi selama 10 hari. Total sudah 35 kantong jenazah terkumpul.
Terkait Sukhoi Superjet 100, pesawat produksi United Aircraft Corporation itu hilang dari kontak dan peredaran radar Rabu pekan lalu, pukul 14.33. Saat ditemukan oleh tim evakuasi, pesawat yang mengangkut 45 penumpang tersebut ditemukan dalam keadaan mengenaskan. Korban juga ditemukan dalam keadaan tidak utuh.
Black Box dari pesawat itu sendiri sudah ditemukan dan sudah diunduh isinya oleh pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi. Isinya terkait apa saja yang terjadi sebelum Sukhoi mengalami kecelakaan. Meskipun begitu, detil isinya belum boleh diungkapkan hingga sekarang.
ISTMAN MP