TEMPO.CO, Surakarta - Pemerintah Kota Surakarta sudah menjadwalkan railbus Batara Kresna akan beroperasi melayani kebutuhan transportasi masyarakat pada 20 Mei 2012. Namun belakangan rencana operasional railbus tertunda.
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Surakarta, Yosca Herman Soedrajad, mengatakan operasional railbus pada 20 Mei dipastikan batal. “Hingga kini belum ada izin operasional dari Kementerian Perhubungan,” kata Yosca kepada wartawan di Surakarta, Jumat, 18 Mei 2012.
Dia sendiri mengaku tidak tahu-menahu alasan belum turunnya izin. Sebab dari segi infrastruktur dia menilai jalur Solo-Sukoharjo-Wonogiri siap dilewati. Bahkan dia sudah berkoordinasi dengan pemerintah Sukoharjo dan Wonogiri untuk teknis operasional railbus. “Dari sisi kami sebenarnya tidak ada masalah. Saya kurang tahu pasti kenapa izin belum turun,” ucapnya.
Yang pasti, railbus dikatakannya akan kehilangan momentum berharga. Karena 20 Mei bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Menurutnya, momentum tersebut sangat penting untuk memperkenalkan railbus dan menunjukkan kebangkitan moda transportasi massal yang murah dan nyaman.
Jika persoalannya soal tarif, dia menyebut untuk sementara tidak masalah jika dipatok Rp 10 ribu untuk rute Solo-Sukoharjo dan Rp 20 ribu untuk Solo-Yogyakarta. Jika nanti sudah ada subsidi melalui PSO (public service obligation), tarif bisa diturunkan lagi.
Juru bicara PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta Eko Budiyanto mengatakan penyebab railbus belum bisa beroperasi karena belum ada berita acara serah terima dari Direktur Utama PT Kereta Api kepada Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. “Setelah ada berita serah terima, baru bisa dijalankan,” katanya.
Namun, sebelum berita serah terima, sebelumnya harus ada kesepakatan antara kedua belah pihak soal kelaikan jalan railbus dan perangkat pendukungnya. Misalnya soal keamanan jalur yang dilewati menyangkut kekuatan jembatan dan gorong-gorong, sterilisasi rel di sepanjang rute, kondisi railbus, hingga kesiapan depo perawatan. “Nanti ada tim khusus yang mengecek semuanya,” katanya.
Setelah persoalan teknis beres, baru menginjak soal kepastian tarif yang akan diberlakukan. Menurutnya, sedang diupayakan PSO agar tarif railbus bisa lebih murah dari Rp 10 ribu.
UKKY PRIMARTANTYO