TEMPO.CO, Depok - Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md membiarkan namanya dijadikan simbol calon presiden oleh berbagai pihak. Setelah demisioner dari jabatan fungsionalnya, Mahfud baru akan membicarakan kelanjutan semua aspirasi itu.
"Nanti pada 2013 saya akan ketemu mereka. Mau dibawa ke mana gumpalan suara demokrasi itu," katanya usai menghadiri acara Ruwatan Budaya Pendadaran Kampus Sokalima di Universitas Indonesia (UI), Jumat malam, 18 Mei 2012.
Menurut Mahfud, saat ini dirinya belum bisa memikirkan tentang pencalonannya. "Belum dong," katanya. Hal itu karena dirinya masih terikat dengan jabatan yang akan berakhir pada Mei 2013 mendatang. "Saya akan memikirkan setelah benar-benar berhenti (dari MK)," ujarnya.
Mengenai tekadnya untuk maju merebut RI 1, menurutnya, belum bisa diputuskan. Namun ia mengaku harapan untuk maju juga ada. "Ya fifty-fifty-lah," katanya.
Ketika ditanya soal namanya yang sering muncul di survei Partai Demokrat, Mahfud mengaku tidak tahu pasti. "Saya tidak tahu persisnya nama saya muncul," katanya.
Namun Mahfud mengatakan munculnya namanya di sejumlah partai politik itu sudah biasa. Mahfud menyebutkan namanya juga pernah muncul di Golkar serta di Partai Kebangkitan Bangsa. "Saya pikir sehat-sehat saja. Masyarakat harus punya alternatif," katanya.
Menurut Mahfud, dirinya tidak ambil pusing masalah kemunculan namanya tersebut. Hal tersebut dinilainya sangat normal dan bukanlah sesuatu yang luar biasa. "Masak orang yang normal-normal saja dianggap luar biasa," katanya.
ILHAM TIRTA