TEMPO.CO, Bogor - Operasi evakuasi korban pesawat Sukhoi Super Jet 100 yang jatuh di lereng Gunung Salak pada Rabu, 9 Mei 2012, melibatkan ribuan sukarelawan dari berbagai lembaga. Kehadiran mereka membutuhkan pasokan logistik yang tidak sedikit, terutama makanan dan minuman.
Seluruh kebutuhan logistik, terutama ransum tim SAR, menjadi tanggung jawab Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bogor. Selama 10 hari proses evakuasi di lereng dan kaki Gunung Salak, tim logistik berperan penting.
Tanpa suplai makanan dan minuman, tim relawan sulit bertahan di puncak gunung. Terbukti, pada hari kedua evakuasi, Jumat, 11 Mei 2012, sebagian personel SAR terpaksa turun gunung dan kembali ke Posko Utama Balai Embrio Cipelang, Bogor.
"Iya hari itu suplai logistik belum lancar. Tapi kami berusaha keras untuk menyiapkannya," kata Kepala Seksi Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Budi Aksomo, kepada Tempo di Tenda Komando Lapangan Pasir Pogor, Jumat, 18 Mei 2012.
Namun, kiriman logistik, terutama ransum makanan dan minuman untuk para sukarelawan, mulai normal sejak Sabtu, 12 Mei 2012. Bahkan pada hari pertama pengangkutan jenazah korban dari helipad darurat di Puncak Manik atau Puncak Salak Satu ke Lapangan Helikopter Pasir Pogor, tim BPBD menyiapkan sebanyak 2.800 bungkus nasi padang.
"Dalam sehari kami menyuplai untuk tiga kali makan, pagi, siang, dan malam. Jadi 2.800 itu untuk satu kali makan. Kami buat lebih daripada kurang," ujar Budi.
Makanan siap santap ini, Kasie Logistik menjelaskan, dipesan dari Rumah Makan Padang Trio Bogor. Selama tiga hari berturut-turut ransum untuk ribuan sukarelawan Sukhoi dengan jumlah 2.800 dikali tiga atau sebanyak 8.400 bungkus. Jumlah ransum dikurangi bertahap ketika sebagian tim sukarelawan mengakhiri tugasnya. "Disesuaikan dengan kebutuhan."
Untuk harga per bungkus nasi, Budi tidak menjelaskan. Sedangkan sumber pembiayaan berasal dari dana bencana BPBD Provinsi Jawa Barat. "Bogor sebagai pelaksana lapangan. Urusan anggaran provinsi," ujarnya. "Kenapa Rumah Makan Trio, kami ingin makanan untuk sukarelawan higienis."
ARIHTA U SURBAKTI