TEMPO.CO , Dharamshala - Dinas Rahasia Cina diam-diam mengumpulkan sampel darah, air seni, dan rambut Dalai Lama. Hal ini ditegaskan pemerintah Tibet di pengasingan.
Mengutip laporan tentang berbagai ancaman untuk kehidupan pemimpin spiritual itu", para KASHAG atau kabinet pemerintah di pengasingan menuduh Cina "membuat rencana konkret untuk menyakiti Yang Mulia dengan menggunakan agen terlatih, khususnya perempuan".
"Badan-badan intelijen Cina telah meningkatkan upaya mereka yang bersifat tertutup untuk mengumpulkan data status kesehatannya, serta mengumpulkan sampel air seni, darah, dan rambut," kata sebuah pernyataan.
Dongchung Ngodup, menteri keamanan kabinet di pengasingan menyatakan mendapat peringatan ancaman itu dari sebuah sumber di Tibet. "Kami memiliki jaringan intelijen sendiri di Tibet dan kami menerima laporan-laporan dari sumber kami di sana," katanya.
Dia menambahkan bahwa para pejabat telah bertemu dengan lembaga di India beberapa hari lalu untuk meninjau keamanan Dalai Lama dan langkah-langkah peningkatan keselamatan di kompleks kuil di Dharamshala.
Awal bulan ini Dalai Lama mengatakan kepada surat kabar Telegraph bahwa ia telah diberitahu tentang komplotan yang berniat membunuhnya. Mereka menggunakan wanita Tibet yang menyamar sebagai pengikut yang mencari berkatnya.
Dalam wawancara itu, Dalai Lama mengatakan wanita ini mengenakan syal beracun dan memiliki rambut beracun. "Mereka seharusnya mencari berkah dari saya, dan sentuhan tangan saya," katanya.
Cina bereaksi keras atas tudingan ini. Juru bicara Kementerian Luar Negeri menuduh dia "menyebarkan informasi palsu, menipu dunia, dan membingungkan masyarakat".
Beijing secara rutin menuduh Dalai Lama berusaha untuk memisahkan Tibet dari Cina, hal yang selalu dibantah Dalai Lama. Ia menyatakan hanya mencari otonomi lebih besar bagi wilayah di Himalaya ini. Banyak orang Tibet di Cina mengeluhkan penganiayaan politik dan agama di bawah kekuasaan Cina.
TRIP B | ASIA ONE