Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Beli BUMI, Borneo Akan Terbitkan Obligasi  

image-gnews
Samin Tan (kanan) berbincang dengan Indra Bakrie di menara Danamon, Jakarta, Selasa (13/3). TEMPO/Aditia Noviansyah
Samin Tan (kanan) berbincang dengan Indra Bakrie di menara Danamon, Jakarta, Selasa (13/3). TEMPO/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Setelah membeli saham perusahaan pertambangan Bumi Plc, beban utang PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk menjadi lebih tinggi. Untuk itu, perusahaan berencana untuk mengurangi utang dengan menerbitkan surat utang atau obligasi.

Direktur Utama Borneo, Alexander Ramlie, mengatakan hal ini dilakukan untuk mengurangi utang kepada Standard Chartered Bank sebesar uS$ 1 miliar. "kami masih mempelajari untuk mengeluarkan obligasi. Karena (saat ini) obligasi sangat murah," ujar Alexander usai Rapat Umum Pemegang Saham PT Bumi Resources Tbk, Jakarta, Senin 21 Mei 2012.

Dengan total utang sebanyak US$ 1 miliar, menurutnya, perusahaan berencana untuk mengurangi setidaknya setengah dari utang kepada Standard Chartered tersebut. Obligasi yang dikeluarkan perusahaan tambang batubara milik Samin Tan ini nantinya berdenominasi Dollar Amerika Serikat. "karena pendapatan perusahaan serta utang kepada Standard Chartered pun dalam Dollar Amerika Serikat," jelasnya.

Pada 1 November 2011, Borneo sepakat bersama induk usaha Bakrie, PT Bakrie & Brothers Tbk, untuk memiliki 47,6 persen saham di Bumi Plc. Untuk membeli setengah dari jumlah saham itu, Borneo menggelontorkan dana sebesar US$ 1 miliar. Dana itu pun diperoleh dari Standard Chartered Bank.

Perusahaan pun menjaminkan PT Asmin Koalindo Tuhup dan PT Borneo Mining Services yang 99,9 persen sahamnya dimiliki Borneo Lumbung Energi. Selain itu, Borneo juga menjaminkan arus kas dan jatah saham Borneo Lumbung di Bumi Plc. Adapun saham yang dimiliki Borneo di Bumi Plc sebesar 23,8 persen.

Sementara itu, Borneo juga tidak akan membagikan dividen dari laba yang diperoleh pada 2011. Menurut Alexander, perusahaan masih membutuhkan keuntungan yang diperoleh tahun lalu untuk pengembangan usaha. "Ini masih menunggu RUPS yang bakal diadakan Juni nanti. Tetapi kami sepertinya belum bisa membagikan dividen," ujar Alexander.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan itu, perusahaan telah dua tahun tidak membayarkan dividen kepada pemegang saham. Di tahun lalu, emiten dengan kode efek BORN ini berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 2,828 triliun. Jumlah tersebut melonjak lima kali lipat atau sebesar 423 persen dibanding laba tahun sebelumnya yang hanya Rp 348,859 miliar.

Dengan melonjaknya keuntungan perusahaan, maka laba bersih per saham dasar atau earning per share (EPS) BORN juga naik menjadi Rp 103 per saham, dari semula Rp 61 per saham di akhir 2010.

Penjualan bersih BORN juga melompat 127 persen dari sebelumnya sebesar Rp 2,75 triliun menjadi Rp 6,08 triliun. Laba kotor pun menjadi naik 154 persen menjadi Rp 3,38 triliun.

Meskipun beban operasi juga bertambah cukup signifikan di tahun lalu, yaitu sebesar 117 persen, tapi kenaikann laba operasi masih sangat tinggi. Perseroan membukukan laba operasi senilai Rp 2,533 triliun, atau naik 169 persen dibanding pencapaian tahun sebelumnya.

SUTJI DECILYA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

45 hari lalu

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate


DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

54 hari lalu

Keuntungan obligasi FR bukan hanya sebagai passive income saja, tetapi keamanannya juga dijamin oleh negara. Simak ulasannya berikut ini. Foto: Canva
DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.


Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Suasana pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2024 di Jakarta, Selasa 2 Januari 2024. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan saat pembukaan perdana perdagangan 2024. IHSG mengalami penurunan sebesar 0,14% atau 5,4 poin ke level 7.266 pada Selasa 2 Januari 2024. Indeks komposit turun ke posisi terdalam 7.245 dari level 7.272 dengan volume transaksi 1,9 triliun saham. Tempo/Tony Hartawan
Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.


Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Ilustrasi menabung atau tabungan. Shutterstock
Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.


Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Logo Waskita. waskita.co.id
Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.


Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Otorita IKN mengkaji skema pembiayaan berupa penerbitan obligasi, sukuk, dan pinjaman untuk mendanai proyek ibu kota baru.
Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.


Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Waskita Karya. Istimewa
Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.


Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Ketua Bidang Keuangan, Permodalan, Investasi & Pajak AAJI Simon Imanto (kiri), Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon (tengah), dan Ketua Bidang Marketing & Komunikasi AAJI Novita Rumngangun (kanan) dalam Pers Kinerja Industri Asuransi Jiwa Semester I-2023 di kantornya, Jakarta pusat pada Kamis, 24 Agustus 2023. TEMPO/Irma Aulia Irawan.
Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.


Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

28 November 2023

Waskita Karya. Istimewa
Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?


Obligasi Israel Laris Manis di Luar Negeri Sejak Perang dengan Hamas

14 November 2023

Pasukan Israel menjatuhkan bom  di tengah konflik antara Israel dan Palestina Hamas, di Kota Gaza, 9 November 2023. REUTERS/Mohammed Al-Mas
Obligasi Israel Laris Manis di Luar Negeri Sejak Perang dengan Hamas

Israel menerbitkan surat utang atau obligasi, yang salah satunya untuk mendanai perang dengan Hamas.