TEMPO.CO, Jakarta - Konsistensi Bank Indonesia (BI) menjaga pergerakan mata uangnya mampu menopang penguatan rupiah hingga di bawah 9.300 per dolar AS. BI, yang selalu berada di pasar agar rupiah tidak melemah terlalu dalam, mampu memicu penguatan rupiah kali ini.
Meredanya tekanan dari faktor eksternal membuat bank sentral lebih leluasa mengamankan rupiah karena cadangan devisa BI terus meningkat hingga di atas US$ 116 miliar. Selain itu, terapresiasinya sebagian mata uang regional turut mendorong rupiah menguat terhadap dolar AS.
Menguatnya harga saham di domestik diikuti rupiah yang terapresiasi di bawah level 9.300 per dolar Amerika Serikat (AS). Sehingga di pasar uang nilai tukar rupiah ditutup menguat 49 poin (0,53 persen) ke 9.260 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Lindawati Susanto mengatakan meredanya sentimen negatif di pasar finansial global mampu dimanfaatkan oleh rupiah untuk menguat kembali di bawah level 9.300 per dolar AS. Tingginya kekhawatiran terhadap kondisi politik Yunani serta masa depannya di Uni Eropa sempat memicu kejatuhan bursa saham dan mata uang dunia hingga membuat dolar AS digdaya.
Meredanya kekhawatiran pasar finansial ini hanya sementara. Ketakutan terhadap krisis finansial di kawasan Eropa serta gejolak politik Yunani belum berubah dan butuh waktu lama untuk diselesaikan. “Diturunkannya peringkat perbankan Spanyol oleh lembaga pemeringkat Moody’s akan menambah suram langit Eropa,” tuturnya.
Campur tangan bank sentral untuk mengamankan mata uangnya serta naiknya indeks saham domestik mampu mendorong rupiah menguat terhadap dolar AS, meski tekanan di pasar masih tetap tinggi. Meningkatnya permintaan dolar AS di pasar menjelang akhir bulan masih akan menjadi ganjalan bagi apresiasi rupiah.
Mata uang tunggal Uni Eropa yang mampu bangkit hingga ke US$ 1,2860 dari US$ 1,26 pekan lalu mendorong apresiasi mata uang Asia, termasuk rupiah. Indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya sore ini kembali menguat 0,258 poin (0,32 persen) ke level 81,49.
Dari kawasan regional, won Korea Selatan menguat 0,09 persen, rupee India menguat 0,83 persen, serta ringgit Malaysia terapresiasi 0,11 persen terhadap dolar AS. Dolar Singapura melemah 0,09 persen, baht Thailand turun 0,16 persen, serta peso Filipina juga terdepresiasi 0,06 persen.
VIVA B. KUSNANDAR