TEMPO.CO, San Fransisco - Facebook masuk dalam jajaran IPO terbesar sepanjang sejarah Amerika Serikat: mencatat debut pasar pada 18 Mei setelah mengumpulkan US$ 16 miliar. Namun ia juga masuk dalam barisan saham yang melorot dengan cepat. Data yang berasal dari Renaissance Capital, saham perusahaan ini turun 11 persen kemarin, hanya beberapa hari setelah diperdagangkan.
Untuk perusahaan jaringan sosial, yang menyatakan bahwa misinya adalah untuk "membuat dunia lebih terbuka dan terhubung," memiliki bias bagi investor. Namun, analis dari Morningstar, Rick Summer, menyebut saham yang ditawarkan terlalu tinggi.
Perusahaan ini awalnya mengatakan kisaran harga yang tepat adalah US$ 28 sampai US$ 35. Kemudian minggu lalu, saat antisipasi tumbuh, disaran diubah menjadi US$ 34 sampai US$ 38. Pada hari Jumat, hari pertama perdagangan umum, perusahaan mulai menjual saham pada akhir kisaran kedua, atau US$ 38.
Melantai di bursa, sambutan investor juga tak sehangat dugaan. Harga saham akan jatuh segera jika bukan karena intervensi dari Morgan Stanley dan bank lain. Mereka membeli saham untuk menopang harga, dan ditutup Jumat hanya di atas US$ 38.
Tapi pada pembukaan Senin, harga saham Facebook menjatuhkan dan ditutup pada US$ 34. CEO Mark Zuckerberg pribadi kabarnya kehilangan sekitar US$ 2 miliar, Senin.
Penurunan tidak berimbas pada Facebook, setidaknya dalam hal finansial. Saham masih terjual senilai US$ 16 miliar. "Orang-orang yang perlu khawatir adalah orang-orang yang membeli saham pada hari Jumat," kata Summer.
Pertanyaan lama yang membayangi tentang Facebook adalah bagaimana perusahaan akan mendulang uang dari para penggunanya, yang sekarang berjumlah sekitar 900 juta di seluruh dunia. Untuk sebagian besar, jawabannya selalu iklan.
Pada hari-hari menjelang penawaran saham, salah satu pengiklan nasional AS terbesar, General Motors, tidak akan lagi membeli slot iklan di situs itu. General Motors dilaporkan menghabiskan US$ 10 juta per tahun - tetapi menjadi penanda bahwa pengiklan besar pun mulai frustrasi dengan perusahaan ini.
Selain itu, laba Facebook anjlok 12 persen pada kuartal pertama dari periode yang sama tahun lalu menjadi US$ 205 juta. Meski begitu, banyak analis menyebut perusahaan ini masih 'gendut', dengan total nilai US$ miliar, kira-kira sama besarnya sebagai ikon Amerika seperti McDonald's.
"Facebook adalah dalam mode percobaan - mungkin menghasilkan uang dari pengguna media sosial tidak semudah yang mereka harapkan," kata Brian Blau, direktur riset teknologi konsumen di Gartner. "
TRIP B |WASHINGTON POST