TEMPO.CO, Bandung - Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan mengungkapkan, pembangunan Pelabuhan Laut Internasional Cilamaya di Karawang menunggu rampungnya pembangunan terminal peti kemas di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. “Setelah Kalibaru, baru Cilamaya jalan. Kalau tidak, terlalu besar dana yang dipakai,” katanya, Selasa, 22 Mei 2012.
Pemerintah memproyeksikan pengembangan Cilamaya itu untuk mengantisipasi kepadatan lalu-lintas bongkar muat barang lewat Pelabuhan Tanjung Priok. ”Nanti dia akan connect dengan Cilamaya. Cilamaya belum dimulai, tapi Kalibaru sudah (mulai pembangunannya),” kata dia.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dicky Saromi mengatakan, pembangunan Pelabuhan Laut Cilamaya sudah tercantum dalam Peraturan Menteri Perhubungan sebagai bagian dari perencanaan pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok. ”Cilamaya sudah tidak meragukan lagi. Itu kabar baik buat Karawang,” ujar Mangindaan.
Saat ini rencana pembangunan pelabuhan yang membutuhkan lahan seluas 250 hektare tersebut tengah menunggu rampungnya studi final. Dicky menyatakan, studi itu tengah dikerjakan untuk menampung sejumlah perubahan desain, termasuk rencana pengembangan akses transportasi menuju pelabuhan itu.
Dicky mencontohkan, pemerintah daerah bersama Japan International Corporation Agency tengah melakukan studi untuk pembangunan jalan layang di atas persawahan di Karawang menuju pelabuhan itu sepanjang lebih dari 30 kilometer. Pemerintah Jawa Barat ngotot meminta jalan layang untuk melindungi persawahan di daerah yang menjadi lumbung padi nasional itu.
”Ini yang sedang kita lihat lahannya. Di antaranya lahan-lahan yang saat ini berupa galangan sawah. Itu sedang studi topografi dan ketersediaan lahannya,” kata Dicky.
Tak hanya itu, Dicky mengatakan tengah dilakukan juga studi untuk penggunaan moda kereta api yang terhubung langsung ke pelabuhan itu. Dicky menuturkan, ada sejumlah jalan kereta lama yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan itu. ”(Rel kereta) yang eksis dan akan kita reaktivasi juga. Ada beberapa di Karawang,” kata Dicky.
AHMAD FIKRI