TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Perhubungan DKI Jakarta berencana mengizinkan bus kota melintasi jalur Transjakarta. Tujuannya menambah jumlah kendaraan pelintas di sana dan akhirnya memperkecil celah kendaraan pribadi menerobos jalur bus yang menganggur. Pasalnya, armada Transjakarta yang lewat tak terlalu banyak.
"Sekarang jalur itu sering dilewati mobil karena memang kosong," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono saat dihubungi Jumat, 25 Mei 2012.
Ia mengatakan tak sembarang bus bisa masuk ke jalur tersebut. Hanya bus dengan spesifikasi serupa Transjakarta yang bisa melintas, yakni bus berdek tinggi (high deck) dan berpendingin udara. "Dengan begitu, bus kota yang melintasi jalur busway tak bisa berhenti dan ngetem sembarangan," ujarnya.
Pola ini, menurut Pristono, akan mempermudah mobilitas warga. Waktu tempuh diperkirakan lebih cepat karena bus tak berhenti dan menunggu penumpang seenaknya.
Salah satu armada yang dinilai cukup siap dengan sistem ini adalah armada Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja). Saat ini Kopaja sudah memiliki armada bus AC, seperti layanan rute Ragunan-Grogol. Sistem karcis dan turun-naik penumpang akan diintegrasikan dengan sistem busway.
Rencana ini masih tahap pengkajian. Pristono mengatakan, pekan depan, Dinas Perhubungan DKI akan mengirim tenaga ahlinya ke Guang Zhou, Cina. Mereka akan mempelajari sistem bus rapid transit (BRT) di sana. Pasalnya, sistem ini serupa dengan sistem BRT Guang Zhou yang menggunakan pola trunk and feeder. Selama ini operasi busway Jakarta menggunakan sistem BRT Bogota, Kolombia.
Pristono mengatakan, selain armada bus kota yang layak, ada penyesuaian seperti mempersiapkan jalan masuk ke jalur busway atau overtaking lane.
ANGGRITA DESYANI