TEMPO.CO, Manchester - Sukses di lapangan bola ternyata tak melulu urusan taktik dan strategi permainan, tapi bisa juga dari hal sederhana seperti lemon dan madu. Pelatih paling sukses dalam sejarah Manchester United, Sir Alex Ferguson, membuktikannya.
"Ketika saya mulai melatih, yang pertama saya lakukan adalah memberi mereka (pemain) dua iris lemon, roti, dan madu. Mereka menjadi gila," kata Fergie seperti dikutip dari The Sun, Jumat, 25 Mei 2012.
Fergie--begitu ia biasa disapa para pemain--memulai debutnya sebagai pelatih di Manchester United pada 1986. Saat pertama kali menjejakkan kaki di Old Trafford, hatinya miris.
Kondisi fisik para pemain saat itu benar-benar menyedihkan. Ia juga mengelus dada melihat pemain andalan Manchester United ketika itu, Norman Whiteside, Paul McGrath, dan Bryan Robson, ternyata hobi menenggak minuman keras.
Tak mengherankan jika debut pertamanya melawan klub underdog, Oxford United, berakhir dengan kekalahan memalukan 2-0. Pertandingan berikutnya, ia juga hanya ditahan imbang tanpa gol oleh Norwich City.
Fergie, alih-alih mencari strategi permainan untuk mendongkrak penampilan tim, justru melakukan 'revolusi kantin'. Gebrakan yang memuat banyak orang, termasuk pemain, saat itu mengerutkan kening.
Ia, misalnya, mengganti jatah makan pemain yang tadinya berupa steak menjadi hanya madu, lemon, dan roti. Fergie juga menerapkan aturan ketat soal minuman keras. Baginya, skill sehebat apa pun akan percuma kalau pemain hanya bisa tampil selama 15 menit lalu kehabisan napas.
"Saat saya menjadi pemain, mereka memberi kami steak dan pie (ini tidak bagus). Maka, setelah saya menjadi pelatih, saya menggantinya dengan dua iris lemon, roti panggang, dan madu," katanya. "Sebab apa yang mereka makan sebelum pertandingan sama pentingnya dengan apa yang terjadi selama pertandingan."
'Revolusi kantin' yang dilakukannya perlahan menunjukkan hasil positif. Pada pertandingan ketiganya bersama Manchester United, yakni 22 November 1986, ia sukses menekuk Queens Park Rangers 1–0 di Old Trafford.
Tak hanya itu, ia juga berhasil membawa Setan Merah menekuk lutut Liverpool di Stadion Anfield. Ini menjadi kemenangan pertama mereka di kandang lawan. Liverpool saat itu adalah klub Inggris yang paling dominan sekaligus rival abadi mereka.
Kehadiran kembali Manchester United, dengan Fergie
sebagai 'prosesornya', membuat Setan Merah perlahan namun pasti menghapus dominasi Liverpool.
Saat ini Fergie telah mengoleksi 12 trofi Liga Premier Inggris, dua Piala Liga Champions, dan lima Piala FA. Dan semua itu bermula dari revolusi sederhana: lemon, roti, dan madu. "Sekarang, berkat science sport dan ahli gizi yang kami miliki di Carrington, saya tidak lagi mengkhawatirkan sisi ini (makanan)," katanya.
THE SUN | WIKIPEDIA | DWI RIYANTO AGUSTIAR