TEMPO.CO, Yogyakarta - Ratusan siswa sekolah MAN 1 Yogyakarta merayakan kelulusan sekolah dengan menggelar aksi longmarch sepanjang dua kilometer sambil membagikan 500 nasi bungkus. Semua siswa di sekolah itu dinyatakan 100 persen lulus.
Longmarch dimulai dari sekolah mereka di Terban hingga Masjid Gede Kauman yang berada dekat Keraton Yogyakarta. Menggenakan baju tanpa coretan, mereka semringah membagikan satu demi satu nasi bungkus kepada tukang becak, penjaga parkir, atau pemulung yang ditemui di jalan.
“Nasi bungkus ini sudah kami siapkan dari hasil patungan siswa untuk dibagikan pada kaum papa selama di perjalanan,” kata M. Thoha Muhaimin, siswa yang menjadi koordinator longmarch, Sabtu, 26 Mei 2012. Untuk membeli nasi bungkus itu, sebanyak 200 lebih mahasiswa patungan. Masing-masing siswa Rp 10 ribu.
Sebagai ganti aksi corat-coret, siswa MAN 1 Yogyakarta memilih mengarak kain panjang yang dibawa dalam aksi longmarch. Kain panjang itu sudah dibubuhi tanda tangan dan testimoni para siswa. Sementara siswa lain merayakan kelulusan dengan konvoi bermotor.
Di kawasan Stadion Mandala Krida, 30 siswa dari sejumlah sekolah yang sedang melakukan konvoi terlibat perkelahian. Dua orang terluka akibat kejadian itu. Kepolisian Resor Kota Yogyakarta kemudian turun untuk mengamankan aksi tawuran itu. Tawuran pun bubar setelah polisi mengeluarkan tembakan peringatan.
Pelajar SMA Muhammadiyah II Yogyakarta, SMK Piri, dan SMK 5 yang terlibat dalam perkelahian itu kemudian diamankan polisi. Di antara mereka kedapatan membawa senjata tajam seperti gir, linggis, dan pedang.
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi DI Yogyakarta mencatat, untuk tahun 2012 ini, sebanyak 167 siswa sekolah menengah (SMA/MA/SMK) di Yogya dinyatakan tidak lulus.
Menjelang sore hari, aksi konvoi pelajar masih terus berlangsung di jalan Jogya-Wates serta kawasan Ring Road Barat dan Selatan.
PRIBADI WICAKSONO