TEMPO.CO, Jakarta - Dua bangunan di lokasi proyek pusat olahraga di Bukit Hambalang, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, ambruk karena tanahnya amblas. Bagaimana hal itu terjadi? Bagaimana proses memlih lahannya?
Proyek Pusat Olahraga Hambalang di Sentul, Bogor, Jawa Barat, berawal dari keprihatinan. Sekolah Atlet Ragunan di Jakarta Selatan kian hari kian sesak dan tak lagi memadai. Sekolah yang mulanya hanya dimiliki pemerintah pusat itu harus dibagi dengan Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta karena era otonomi daerah.
Menteri Pemuda dan Olahraga saat itu, Adhyaksa Dault, akhirnya memutuskan melanjutkan pendirian sekolah atlet baru yang dirintis sejak masa Direktorat Jenderal Olahraga Kementerian Pendidikan Nasional. Ketika itu dipandang perlu didirikan sebuah sekolah atlet bertaraf internasional.
"Mulailah dicari tanah saat itu," kata Deddy Kusnidar, 9 Mei 2012. Deddy adalah ketua tim verifikasi tanah yang dibentuk Kementerian Pemuda dan Olahraga. Di dalam tim ada Sugeng Mulyono, M. Sidik Akbar, R. Isnanta, dan Panangian Rambe.
Tim menyurvei banyak lokasi, termasuk di Desa Karangpawitan, Kecamatan Karawang, Kabupaten Karawang; dan Desa Ciantara, Kelurahan Cikarang, Kabupaten Bekasi. Ada juga dua lokasi di Kabupaten Bogor, yakni di Desa Cariu, Kecamatan Cariu; dan di Desa Hambalang, Kecamatan Citeureup. Tim ini juga melihat beberapa lokasi di Tangerang.
Deddy bercerita, Bupati Karawang dan Bupati Bekasi kala itu sangat positif merespons usaha tim. Peninjauan ke lokasi di dua kabupaten itu pun dilakukan. "Namun, setelah melihatnya, kami menolak," kata Deddy. Tim beralasan tanah itu adalah area persawahan yang produktif.
Dari Karawang, tim berpindah ke Cariu dan Hambalang. Bupati Bogor Agus Utara Effendi saat itu juga sangat membantu usaha tim.
Pada 4 Mei 2004, tim menyelesaikan tugasnya dan merekomendasikan empat tempat untuk lokasi pusat olahraga itu, yaitu Hambalang, Karangpawitan, Cariu, dan Ciantara. Deddy mengatakan tim hanya memberi rekomendasi, tapi persetujuan tetap berada di atasannya.
Akhirnya lokasi di Hambalang seluas 31 hektare yang terpilih. "Alasannya, tanahnya lebih murah, tanah negara, dan lokasinya sangat dekat," kata Deddy, yang belakangan menjadi pejabat pembuat komitmen proyek pusat olahraga di Hambalang itu.
Adhyaksa Dault menyesalkan sikap pembuat kebijakan yang tetap mendirikan kompleks olahraga di tempat tersebut. "Kami sudah memberi rekomendasi bahwa di lokasi tersebut hanya cocok dibangun sekolah olahraga, bukan kompleks olahraga," katanya saat dihubungi Sabtu 26 Mei 2012 kemarin. "Daerah di sekitar tempat yang sekarang sedang dibangun memang rawan gempa."
RUSMAN PARAQBUEQ | SYAILENDRA
Berita Terkait:
Proyek Hambalang dari Krawang, Bekasi Hingga Ambruk di Sentul
Tanah Proyek Hambalang Ambles Akibat Hujan
KPK Mulai Usut Duit Kongres Demokrat
10 Jam Dicecar KPK, Menteri Andi Bantah Terima Suap
Apa Hubungan Mahfud, Anas, dan Hambalang?
Status Cegah Mahfud Suroso, Saksi Kunci Hambalang