TEMPO.CO, Jakarta- Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto meminta masyarakat tidak memperdebatkan permasalahan umur calon presiden. “Jika hanya berdebat tua muda, sama saja milih tukang ojek. Lebih muda lebih bagus karena lebih awas dan lebih kuat,” kata Wiranto di tengah acara "Kibar Srikandi Hanura untuk Negeri" di lapangan Monumen Nasional, Ahad, 27 Mei 2012.
Menurut dia, permasalahan bukan terletak pada tua mudanya calon. Tapi pada kesehatan jasmani dan rohani si calon. Sedangkan faktor usia ia katakan bukan masalah dalam kepemimpinan sebuah negara. Ia menjelaskan semua orang bisa mencalonkan dan terpilih menjadi seorang presiden asalkan memiliki kualitas dan berkapasitas untuk menjadi presiden.
Calon presiden, kata dia, harus memiliki pengalaman memimpin dan memiliki ilmu pengetahuan. “Siapa pun, meski tua atau muda, asalkan sehat jasmani rohani, berpengalaman, memiliki ilmu pengetahuan dan kemampuan memimpin dapat menjadi seorang presiden dan membangun kebijakan,” kata dia.
Wiranto mengatakan sulit untuk mengukur kemampuan seseorang dengan hanya berdasarkan faktor usia. Karena perbedaan pengertian tua dan muda di masyarakat juga cukup sumir. Ia menjelaskan ada sebagian masyarakat yang mengatakan usia 50 tahun sudah terlalu tua untuk menjadi seorang presiden. Sementara pada saat yang sama bagian masyarakat lainnya menganggap usia 60 adalah usia yang dianggap terlalu tua untuk menjadi presiden.
Menurut Wiranto, batas maksimal usia calon presiden dan wakil presiden tidak diatur dalam undang-undang. Jadi, menurut dia, tidak perlu terlalu diperdebatkan oleh masyarakat. “Selain itu angel (sulit) memberikan batasan pengertian usia tua atau muda kepada calon presiden,” kata Wiranto.
RAFIKA AULIA
Berita terkait
SBY Minta Demokrat Shopping Capres
Rachland: Klaim Ruhut-Sutan Obrolan Warung Kopi
Soal Ani SBY Jadi Capres, Demokrat Diminta Hormati Putusan SBY