TEMPO.CO, Sidoarjo - Dalam rangka memperingati semburan lumpur Lapindo yang genap enam tahun pada hari ini, anak-anak korban Lumpur Lapindo menggelar ruwatan di atas tanggul Siring sisi barat, Porong, Sidoarjo.
Prosesi ruwatan lumpur dilakukan anak-anak dari sanggar Al-Faz, Desa Besuki Timur, dan korban Lapindo yang berkolaborasi dengan beberapa komunitas dari berbagai daerah, yakni Sanggar Sahabat Anak Malang, Sanggar Merah Merdeka Surabaya, Komunitas Sang Badol Pare, dan berbagai elemen mahasiswa dari Surabaya Menggugat.
Proses ruwatan dimulai dengan tari jaranan, kemudian disambung dengan teaterikal dan pembacaan puisi. Puncak acara adalah dengan membuang sesajen ke tanggul Porong.
"Tujuan ruwatan lumpur ini untuk membuka skandal atas tragedi lumpur Porong," kata pengasuh sanggar Al Faz, Irsyad, pada Selasa, 29 Mei 2012.
Ia mengatakan skandal antara pemerintah dengan pengusaha ini harus dibuka. Lapindo yang merusak lingkungan dibiarkan dan kerap kali ingkar janji terhadap korban Porong. Sedangkan pemerintah justru tidak tegas menangani permasalahan ini.
Baca Juga:
Direktur Walhi Jatim, Bagus Catur Nusantara, mengatakan ruwatan ini dilakukan untuk mengingatkan pemerintah dan pengusaha bahwa masalah penanganan korban lumpur Lapindo di Porong belum selesai. Pemerintah, kata dia, tidak mempunyai kemampuan untuk memaksa Lapindo membayar tanggung jawabnya kepada korban lumpur Lapindo. "Buktinya mereka masih diberi izin untuk melakukan pengeboran di wilayah-wilayah yang berdekatan dengan semburan lumpur," katanya.
Sebelumnya perwakilan warga Sidoarjo, Paring Waluyo, menilai pemerintah dan PT Minarak Lapindo Jaya memang tak serius menyelesaikan kasus lumpur panas. Paring menjelaskan, hingga kini masih ada 4.129 berkas warga senilai lebih dari Rp 944 miliar yang belum dilunasi PT Minarak Lapindo Jaya. Selain itu, ada 73 berkas senilai Rp 27 miliar yang belum dibayar sama sekali.
Direktur Utama PT Minarak, Andi Darussalam, mengklaim pihaknya sudah serius menyelesaikan persoalan lumpur di Sidoarjo. “Total yang kami keluarkan sejak awal sampai sekarang Rp 7,9 triliun,” katanya kemarin.
DINI MAWUNGTYAS | ANANDA PUTRI