TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Ketua Komisi X DPR Hakam Naja menyatakan, proyek pembangunan pusat olah raga di Hambalang, Bogor merupakan proyek ambisius Andi Malarangeng sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga. Proyek ini pun sempat mendapat tentangan dari sejumlah anggota Komisi X.
"Waktu paparan, Menpora mengatakan ingin membuat Senayan Kedua. Anggota Komisi X waktu itu memang mempermasalahkan kenapa harus ada Senayan kedua kalau Senayan masih bagus dan bisa digunakan," ujarnya kepada Tempo, Rabu 30 Mei 2012.
Hakam mengatakan, pembahasan soal Hambalang dimulai pada akhir 2009. Saat itu Komisi X sepakat untuk membangun sekolah olahraga menggantikan sekolah yang di Ragunan, Jakarta Selatan. "Setelah kami tinjau ke Ragunan memang crowded. Sehingga, kami tidak keberatan kalau itu dijadikan sekolah olahraga," kata dia.
Namun, Hakam mengatakan, Andi Malarangeng dalam paparannya ingin menjadikan proyek ini sebagai sport centre. Inilah yang ditentang oleh sejumlah anggota komisi. "Karena tidak ada kebutuhan yang mendesak. Banyak yang menganggap proyek sport centre ini tidak perlu," ujarnya.
Namun, Hakam mengaku tak tahu kelanjutan soal pembahasan tersebut. Ia pindah dari Komisi X ke Komisi II. Cerita Hakam dibenarkan oleh anggota Komisi X Zulfadhli. Ia mengatakan, Komisi X tak pernah merestui perubahan dari proyek sekolah olahraga menjadi sport centre. "Karena kami pada rapat Januari 2010 itu minta agar diadakan raker khusus soal Hambalang," kata dia.
Namun, rapat kerja itu tak pernah terwujud. Zulfadhli justru terkejut ketika kisruh soal Hambalang merebak dimedia. "Kami kaget kok tiba-tiba ada soal Hambalang," katanya.
Menteri Andi Malarangeng pun meminta tambahan anggaran pada 2011. Zul mengaku bertambah heran ketika Menpora menyatakan bahwa proyek ini sudah direstui Menteri Keuangan. "Menpora bilang proyek ini sudah mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan sebagai proyek multi years," katanya.
Zul mengatakan, karena keheranan ini maka Komisi X meninjau Hambalang. Dalam tinjauan itu, anggota dewan berkesimpulan, wilayah Hambalang tidak layak dibangun sebagai sport centre. "Lokasi yang cukup tinggi di atas permukaan laut dengan bukit yang cukup terjal, itu sangat tidak layak," ujarnya.
Terhadap soal ini, Menteri Andi menyatakan siap bertanggungjawab jika Komisi Pemberantasan Korupsi dan Badan Pemeriksa Keuangan menemukan penyimpangan dalam proyek pembangunan komplek olahraga Hambalang, Sentul. "Kalau ada hal-hal menyimpang, tentu saja harus bertanggungjawab," ujarnya di Kementerian Pemuda dan Olahraga, Rabu, 30 Mei 2012.
Andi menjanjikan pihaknya akan kooperatif membantu audit investigasi yang dilakukan BPK dan proses penyelidikan KPK terhadap proyek Hambalang. "Apapun hasilnya saya dan seluruh jajaran Kemenpora siap membantu agar seluruh proses itu jelas dan tuntas," kata politikus Partai Demokrat itu.
FEBRIYAN