TEMPO.CO, Jakarta - Proyek pembangunan kompleks olahraga di Hambalang, Bogor dipastikan molor. Semula, proyek bernilai Rp 1,175 triliun itu dijadwalkan rampung Desember 2012. "Tidak mungkin selesai pada 2012 karena proyeknya sedang dihentikan," kata Ketua Kerjasama Operasi (KSO) antara PT Adhi Karya dengan PT Wijaya Karya, Purwadi Hendro, di Hambalang, Rabu, 30 Mei 2012.
Ada dua alasan yang menurut Purwadi melatarbelakangi molornya pembangunan tersebut. Pertama adalah amblesnya lahan di area bawah kompleks pada pertengahan Desember tahun lalu. Di area itu, semula sedang dibangun power house dan gedung latihan bulu tangkis. Karena alasan keselamatan, KSO menghancurkan kedua bangunan itu.
Alasan kedua adalah karena anggaran di tahun ketiga proyek tersebut hingga kini belum cair. Padahal, proyek Hambalang bersifat multiyears. "Mulai Mei ini distop dulu proyek keseluruhannya karena tidak ada biaya," ujar Purwadi.
Dua alasan itu membuat pembangunan Hambalang terpaksa molor hingga tahun depan. Purwadi memperkirakan, proyek yang dilangsungkan sejak 2010 ini baru akan rampung Agustus 2013.
Adapun pejabat Manajer Konsultan PT Ciriajasa, Ginting menyebut, proyek yang dihentikan hanya berlaku untuk zona 3 atau area bawah, yang ambles Desember lalu. "Kalau pembangunan gedung yang lain dipastikan tetap jalan," ujarnya.
Zona 3 rencananya baru akan dibangun setelah pelaksana proyek mendapatkan hasil telaah amblesnya lahan dari tim peneliti, salah satunya beranggotakan akademisi Universitas Parahyangan. "Kalau sudah ada rekomendasi dari tim itu, pelaksana proyek baru bisa memikirkan cara membangunnya lagi," kata Ginting.
Deputi Harmonisasi dan Kemitraan Kementerian Pemuda dan Olahraga Lalu Wildan menyatakan, pembangunan fisik baru mencapai 47 persen. Namun ia mengklaim pengerjaan kompleks tersebut bisa dikebut. "Bisa cepat jadi, kok. Seperti power house yang di Zona 3 itu kan kecil, cuma 50 meter persegi luasnya. Paling sebulan juga jadi," ujarnya.
Dari pantauan Tempo, sebagian bangunan di kompleks Hambalang memang masih belum siap digunakan. Lantai II asrama atlet yunior misalnya, masih berupa kerangka bangunan. Lantai itu terlihat belum ditembok, dan belum dipasangi atap. Demikian pula bangunan gedung serbaguna sekaligus gelanggang olahraga, masih berupa kerangka.
Adapun gedung latihan atletik di zona 3 masih jauh dari sempurna. Hingga kini, baru tribun gedung tersebut yang sedang dibangun. Sedangkan lapangan sepak bola, juga belum rampung. Namun pewarta tak bisa menilik kondisinya, lantaran di sekeliling lapangan tersebut ditutupi seng.
Sejumlah bangunan yang tampak sudah siap pakai adalah masjid, gedung sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, serta asrama pratama putri dan putra, atau disebut juga asrama elit. Bangunan-bangunan itu sudah hampir sempurna, meski memang belum dibersihkan dari tumpukan material.
ISMA SAVITRI