TEMPO.CO , Jakarta - Insiden apa yang paling sering terjadi pada perangkat mobile akibat keteledoran Anda? Menurut riset State of Mobility Survey 2012 Symantec bersama Applies Research, ada beberapa "bencana" yang lazim dialami gadget. Mulai dari hilang sampai pencurian data.
"Rata-rata kerugian akibat insiden yang melibatkan perangkat bergerak di Indonesia mencapai US$ 185 ribu per tahun (sekitar Rp 1,7 miliar)," kata Raymond Goh, Senior Regional Director Systems Engineering and Alliances Asia South Region Symantec, di Jakarta, Kamis, 31 Mei 2012.
Menurut dia, saat ini keberadaan perangkat mobile semakin terintegrasi dalam kegiatan perusahaan, terutama dengan adanya tren di mana karyawan menggunakan perangkat bergerak milik sendiri.
Karena itulah, risiko atau "bencana" yang terjadi pada perangkat bergerak akan berimbas pada perusahaan itu sendiri.
Goh menjelaskan angka kerugian tadi diambil dari kerugian materi secara langsung, hilangnya produktivitas, kehilangan data, serta rusaknya citra dari brand atau perusahaan.
Penelitian yang dilakukan selama Agustus hingga November 2011 ini melibatkan 6.275 responden yang merupakan perusahaan tingkat enterprise ataupun usaha kecil menengah (UKM) di 43 negara. Dari jumlah itu sebanyak 150 responden di antaranya berasal dari Indonesia.
Goh berpendapat perangkat mobile saat ini menjadi salah satu celah yang dicari pelaku kejahatan cyber untuk mengambil data. Pasalnya, perangkat bergerak telah memiliki kemampuan untuk menyimpan ataupun mengakses data dan aplikasi penting.
Meski begitu, Raymond tidak menyarankan perusahaan untuk menghindari penggunaan perangkat bergerak dalam operasional perusahaannya. Pasalnya, hal ini sebenarnya dapat meningkatkan kinerja bisnis bila dijalankan secara efektif.
Untuk tetap menjaga keamanan data perusahaan ada tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaannya, yaitu kebijakan perusahaan, edukasi pada tenaga kerjanya, juga penerapan teknologi.
Ketiga faktor ini diimplementasikan pada lima rekomendasi yang dikeluarkan Symantec terhadap perusahaan yang sedang atau akan membuka keran penggunaan perangkat mobile dalam operasionalnya.
Yang pertama adalah perusahaan harus mencari tahu bagaimana cara memanfaatkan teknologi ini untuk membuka peluang baru bagi perusahaan.
Kedua, perusahaan juga diharapkan berpikir secara strategis, tidak hanya mengenai ancaman dan peluang yang muncul di masa ini, tapi juga di masa depan. Yang ketiga, perusahaan juga harus mengelola perangkat bergerak ini secara efisien.
Banyak proses, kebijakan, ataupun teknologi yang dapat digunakan pada desktop ataupun perangkat bergerak sekaligus. Karena itu, pengelolaan perangkat bergerak harus terintegrasi dalam seluruh kerangka pengelolaan TI secara terpadu.
Selanjutnya, perusahaan juga harus dapat menyesuaikan kebijakan mengenai batasan penggunaan perangkat bergerak, baik milik perusahaan maupun pribadi.
Terakhir adalah merencanakan perlindungan secara menyeluruh. Artinya, perusahaan tidak hanya merencanakan bagaimana data dapat diakses dan disimpan di perangkat bergerak, tapi juga rencana pencegahan ataupun mitigasi ketika terjadi peristiwa kehilangan perangkat atau data.
RATNANING ASIH
Berita lain:
Kelinci Langka dari Sumatera Tertangkap Kamera
Mengapa Bumi Tak Menjadi Bola Es
Ultrabook Pertama dengan Built-In 3G
Google Jualan Ramayana
Virus Flame ‘Bakar’ Timur Tengah