TEMPO.CO , Jakarta - Pada Senin petang, bulan akan terbit dengan sebagian permukaannya tertutup bayangan bumi. Peristiwa yang dikenal sebagai gerhana bulan sebagian ini akan berlangsung selama dua jam. Namun hanya penduduk Indonesia bagian timur yang dapat menyaksikan seluruh proses itu, sedangkan orang di di wilayah barat, seperti Sumatera, Jawa, dan Kalimantan, hanya dapat menyaksikan separuh dari proses tersebut.
Hal itu terjadi karena gerhana matahari dan bulan selalu datang berpasangan. Gerhana matahari selalu ditemani oleh gerhana bulan yang berlangsung dua pekan sebelum atau sesudahnya. Selisih waktu itu terjadi karena selama dua pekan tersebut bulan menempuh separuh perjalannnya mengelilingi bumi sehingga berpeluang kembali membentuk garis yang hampir lurus dengan bumi dan matahari.
Jika gerhana matahari adalah “pusatnya”, entah total atau annular, maka gerhana bulan yang kemungkinan besar terjadi adalah ketika bulan hanya berinteraksi sebagian dengan bayangan bumi. Sehingga setelah bayangannya menutupi matahari di atas Asia Timur dan barat Amerika Utara pada gerhana matahari cincin pada 20-21 Mei lalu, bulan purnama pada hari ini akan masuk ke dalam bayangan bumi di sebelah utara.
Wilayah yang sebelumnya menikmati pemandangan gerhana matahari pada dua pekan lalu kini akan kembali disuguhi fenomena gerhana bulan. Bila sebelumnya anda tak dapat menyaksikan gerhana matahari, kali ini pun anda tak bisa melihat gerhana bulan.
Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan bahwa gerhana bulan parsial ini dapat terlihat di Amerika Selatan dan Utara, Australia, Asia Timur dan seluruh kawasan Samudra Pasifik. “Penduduk di Amerika Serikat di sisi Atlantik memperoleh kesempatan istimewa karena gerhana terjadi pada saat bulan baru saja terbit di barat, waktu yang tepat bagi ilusi bulan,” kata NASA dalam situsnya. “Bulan yang baru terbit akan tampak luar biasa besar, padahal ukurannya sebenarnya sama saja.”
L SPACE | NASA | TJANDRA