Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kontroversi Penjualan Kapal Selam Jerman Ke Israel

image-gnews
Para pelaut Israel berdiri di dek atas kapal selam Tekumah, sebuah kapal selam kelas Dolphin di pelabuhan Haifa (1/6). REUTERS/Baz Ratner
Para pelaut Israel berdiri di dek atas kapal selam Tekumah, sebuah kapal selam kelas Dolphin di pelabuhan Haifa (1/6). REUTERS/Baz Ratner
Iklan

TEMPO.CO , Jerman -Laporan investigatif majalah Der Spiegel Jerman tentang penjualan kapal selam telah memicu kontroversi di dalam negeri. Penyebabnya adalah kapal selam itu dijual ke Israel, negara yang punya sejarah gelap dengan Jerman.

Menurut laporan itu, Israel merakit kapal selam di kota Kiel, kawasan di utara Jerman. Sebagian kapal selam itu diganjar dengan rudal jelajah nuklir. Tiga tipe kapal selam lumba-lumba telah sampai di Israel, dan tiga buah lagi dijadwalkan terkirim hingga 2017.

Senin, 4 Juni 2012, partai oposisi meminta penjelasan pemerintah Jerman tentang kesepakatan senjata itu. "Pemerintah Jerman harus mengungkap fakta dan membuat laporan ke komite parlemen yang relevan," ujar Cem Ozdemir, salah satu pemimpim utama Partai Hijau.

Pemerintah Jerman tidak membantah ataupun mengkonfirmasi laporan Der Spiegel yang diterbitkan, Senin lalu. Juru bicara pemerintah, Steffen Seibert, mengatakan tak terlibat dalam spekulasi perdagangan senjata dan kapal yang dikirimkan tidak memakai senjata.

Dalam sebuah sesi wawancara ke harian Daily Bild, Perdana Menteri Benjamin Nentanyahu mengatakan kapal selam buatan Jerman sangat penting bagi keamanan Israel. Netanyahu menekankan bahwa Israel tak pernah meminta negara lain untuk membantu pertahanannya.

"Salah satu transformasi terbesar negara Yahudi adalah meraih kembali kemampuan pertahanan orang Yahudi dalam menangkal segala ancaman," ujar dia kepada Bild.

Adapun Kanselir Jerman Angela Markel menyatakan bahwa keamanan Israel adalah bagian dari kepentingan nasional Jerman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Harian berhaluan kiri Die Tageszeitung menulis sikap kontroversial Jerman. Jerman adalah negara yang aneh. Ketika pemimpin partai SPD Sigmar Gabriel baru saja berkunjung ke Hebron dan mengatakan tragedi Palestina mengingatkannya akan apartheid di Afrika Selatan, badai kontroversi langsung muncul.

Tapi fakta bahwa pemerintah Israel terus memperluas permukiman dan menghancurkan konsep dua negara justru diterima mayoritas politikus Jerman. Tak hanya politikus, jurnalis Jerman pun hanya mengangkat bahu melihat kenyataan itu.

Mirip dengan berita bahwa Jerman menyuplai kapal selam ke Israel yang kemungkinan dilengkapi dengan senjata nuklir, hanya menimbulkan sedikit kemarahan. Padahal sastrawan Gunter Grass yang menunjukkan dukungan ke Palestina, hampir separuh Jerman melawannya.

Harian The Financial Times Deustchland menulis tak satu pun politikus partai utama Jerman yang mengkritik suplai senjata ke Israel. Harian berhaluan kanan Frankfurter Allgemeine Zeitung menulis kapal selam Jerman dengan senjata didesain khusus untuk perairan dangkal seperti Teluk Persia. Dari sana, rudal jelajah dapat dengan mudah mencapai Iran. Tapi pemerintah Jerman tentunya tidak ingin terlibat dalam spekulasi ini. Karena mereka berdalih bertentangan dengan kepentingan nasional.

SPIEGEL|DIANING SARI

Berita lain:
Gebyar Piala Eropa 2012
Awan Terbelah Bikin Geger Yogya
Dokter: Air Mata Kristal Tina Ternyata Palsu

Terganggu Obrolan, SBY Hentikan Pidatonya

Awas, 7 Mobil Ini Dinilai Berbahaya!

Dahlan Senang Uang Setan Dimakan Jin

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jerman Akhirnya Jual 3 Kapal Selam ke Israel Meski Ada Bau Suap

24 Oktober 2017

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. www.independent.co.uk
Jerman Akhirnya Jual 3 Kapal Selam ke Israel Meski Ada Bau Suap

Jerman sempat membekukan negosiasi rencana penjualan 3 kapal selam ke Israel pada Juli lalu gara-gara isu suap dan pencucian uang .


Cetak Sejarah Parlemen, Ini Pengaruh Partai Neo-Nazi di Jerman

26 September 2017

Melawan Neo-Nazi Sendirian
Cetak Sejarah Parlemen, Ini Pengaruh Partai Neo-Nazi di Jerman

Partai yang dituding Neo-Nazi, AfD, mencetak sejarah dengan masuk parlemen atau Bundestag setelah meraih 13,5 persen suara dalam pemilu Jerman.


Menang Pemilu, Angela Merkel Jadi Kanselir Jerman Terlama

25 September 2017

Reaksi Angela Merkel, dalam sidang Bundestag (Dewan rendah parlemen Jerman) di Berlin, Jerman, 29 Januari 2015. (Tobias Schwarz/AFP/Getty Images)
Menang Pemilu, Angela Merkel Jadi Kanselir Jerman Terlama

Angela Merkel menjadi kanselir terlama di sepanjang sejarah Jerman modern setelah partainya, CDU memenangkan pemilu kemarin.


AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

25 September 2017

Alice Weidel, pemimpin Partai Alternatif Jerman AFD saat konferensi pers di Berlin, Jerman, 18 September 2017. REUTERS/Axel Schmidt
AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

Partai?yang dituding neo-Nazi,?AfD,?mencetak sejarah dengan masuk Parlemen untuk pertama kali setelah mendapat 87 kursi dalam pemilu Jerman kemarin.


AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

25 September 2017

Alice Weidel, pemimpin Partai Alternatif Jerman AFD saat konferensi pers di Berlin, Jerman, 18 September 2017. REUTERS/Axel Schmidt
AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

Partai?yang dituding neo-Nazi,?AfD,?mencetak sejarah dengan masuk Parlemen untuk pertama kali setelah mendapat 87 kursi dalam pemilu Jerman kemarin.


Jerman Gelar Pemilu Hari Ini, Merkel Diperkirakan Lanjut Kanselir

24 September 2017

Presiden Joko Widodo disambut oleh Kanselir Jerman Angela Merkel, pada hari pertama KTT G-20 di Hamburg, Jerman utara, 7 Juli 2017. Sejumlah pejabat yang turut serta dalam rombongan Presiden di antaranya Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Sekretaris Ka
Jerman Gelar Pemilu Hari Ini, Merkel Diperkirakan Lanjut Kanselir

Merkel mendapat pesaing Schulz pada pemilu Jerman tahun ini.


Ditemukan Bom 1.400 Ton, 70 Ribu Warga Jerman Diungsikan

31 Agustus 2017

Ilustrasi. (Unay Sunardi/TEMPO)
Ditemukan Bom 1.400 Ton, 70 Ribu Warga Jerman Diungsikan

Hampir 70.000 penduduk di Frankfurt, Jerman diungsikan dari rumah mereka menyusul penemuan bom era Perang Dunia II seberat 1.400 ton.


Hormat ala Nazi, Turis Amerika Dipukul di Jerman  

15 Agustus 2017

Kanselir Jerman, Adolf Hitler, memberi hormat khas Nazi dalam acara partainya di depan gereja di Nuremberg, Jerman, 1934. Salam hormat khas Hitler ini dilarang di sejumlah negara terkait kekejaman dan aksi genosida yang pernah dilakukan Nazi. Mondadori Portfolio via Getty Images
Hormat ala Nazi, Turis Amerika Dipukul di Jerman  

Turis asal Amerika Serikat yang sedang mabuk itu dipukuli orang karena memberi hormat ala Nazi di Jerman.


Polisi Jerman Tahan Pencari Suaka Penusuk Warga di Hamburg  

29 Juli 2017

Polisi berjaga di tempat kejadian perkara serangan pisau di sebuah perbelanjaan di Hamburg, Jerman, 28 Juli 2017. REUTERS/Morris Mac Matzen
Polisi Jerman Tahan Pencari Suaka Penusuk Warga di Hamburg  

Ahmad A., pencari suaka asal Uni Emirat Arab, diduga melakukan serangan karena hendak dideportasi dari Jerman.


Perkenalkan, Masjid untuk Semua Muslim Berdiri di Jerman  

17 Juni 2017

Seyran Ates, pendiri masjid liberal pertama di Jerman, Ibn-Rushd-Goethe-berkhotbah dalam pembukaan masjidnya tersebut di Berlin, Jerman, 16 Juni 2017. Dalam membangun masjidnya tersebut di dalam gereja, Ates memperbolehkan semua golongan dan kalangan umat seperti Sunni, Syiah, homoseksual, dll, untuk beribadah bersama. AP Photo
Perkenalkan, Masjid untuk Semua Muslim Berdiri di Jerman  

Masjid untuk semua muslim tanpa peduli Sunni, Syiah, transgender, maupun muslim tanpa penutup kepala dan wajah, didirikan di Berlin, Jerman.