Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kehidupan Malam Para Imigran

image-gnews
Sebanyak 120 imigran gelap asal Iran, Irak dan Afganistan berkumpul di geladak kapal tangker HM Hermia yang sandar di Pelabuhan Indah Kiat, Merak, Banten, Senin (9/4). ANTARA/Asep Fathulrahman
Sebanyak 120 imigran gelap asal Iran, Irak dan Afganistan berkumpul di geladak kapal tangker HM Hermia yang sandar di Pelabuhan Indah Kiat, Merak, Banten, Senin (9/4). ANTARA/Asep Fathulrahman
Iklan

TEMPO.CO, Cisarua -- Jarum jam menunjukkan pukul 11 malam. Jalanan di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang biasa macet mulai lengang. Suasana salah satu warung Internet di depan rumah makan Pondok Indah, Cisarua, itu justru riuh. Puluhan imigran sibuk di depan komputer. "Semua rental Internet di sini penuh pada malam hari," ujar Mustafa, pemuda 20 tahun asal Kabul, Afganistan, awal Mei lalu.

Sebagian besar imigran berstatus ilegal itu tidur pada siang hari, lalu begadang di warung Internet hingga pagi hari. Malam hari dipilih untuk menghindari razia petugas imigrasi. Mereka memanfaatkan jaringan Internet buat berkomunikasi dengan keluarga, baik di negara asal maupun yang telah berhasil ke Australia.

Di warung Internet ini pula para imigran sibuk mencari informasi buat menyeberang ke Australia. “Kami mencari ada kapal yang berangkat atau tidak,” kata Mustafa.

Di mata para imigran, tawaran yang disodorkan para penyelundup lebih nyata ketimbang status pengungsi yang diperoleh dari UNHCR. “Mereka merasa status pengungsi bukan jaminan bisa segera berangkat ke negara ketiga,” kata Dave Lumenta, dosen antropologi Universitas Indonesia, yang dua tahun lalu ikut meneliti kasus penyelundupan manusia ke Australia. Itu sebabnya para imigran yang berstatus pengungsi juga memburu informasi seputar kapal yang berangkat ke Australia. Tak aneh bila penyelundup seperti Hasan, bukan nama sebenarnya, mudah menjaring mangsa di Cisarua.

Di kawasan itu, Hasan membangun jejaringnya. Ia memiliki sejumlah mitra dari suku Hazara, di antaranya Muhammad Ali Jafari dan Mohammad Ali Cote. Ia juga merangkul penyelundup asal Iran, seperti Ali Bogor dan Mohammad Jawad.

Hasan berhasil memadukan karakter penyelundup Hazara dan Iran. Penyelundup Hazara, terutama yang dari Quetta, terkenal berpengalaman dan memiliki jaringan hingga ke agen lokal. Mereka tak lain warga Indonesia yang ikut membantu penyelundupan, terutama buat pengadaan kapal dan sebagai awak kapal.

Mereka menerapkan model pembayaran di belakang. ”Imigran bayar uang muka yang jumlahnya hanya cukup untuk beli persediaan makan dan pelampung di kapal,” ujar sumber Tempo yang dekat dengan jaringan Hasan tersebut. Uang baru bisa dicairkan bila imigran yang mereka berangkatkan berhasil ke Australia. Padahal biaya perahu sekaligus awak kapal bisa mencapai ratusan juta rupiah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di sinilah kerja sama dengan penyelundup Iran menjadi penting. Imigran Iran datang dari kalangan ekonomi menengah-atas. Mereka bersedia membayar mahal dan mau merogoh duit di depan. ”Mereka diberangkatkan dalam satu perahu dengan imigran Hazara,” ucap sumber tadi. Uang dari imigran Iran inilah yang dipakai buat menambal biaya operasional mengarungi Samudra Hindia.

Ikuti laporan lengkap wajah sindikat penyelundup manusia di Majalah Tempo pekan ini.

TIM TEMPO

Berita terkait
Sindikat Penyelundup Manusia Beroperasi di Cisarua 
Menelusuri Sindikat Manusia Perahu
Jalur Tikus Manusia Perahu Sampai ke Indonesia
17 Imigran Gelap Tertangkap di Kuta
Polisi Tangkap 51 Imigran Timur Tengah 
Penanganan Kasus Imigran Gelap Dinilai Tebang Pilih  

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka

18 Desember 2023

Sejumlah imigran etnis Rohingya beristirahat setelah terdampar di Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh, Minggu 10 Desember 2023. Sebanyak 180 orang imigran etnis Rohingya yang terdiri dari 53 orang laki-laki, 74 orang perempuan dan 53 orang anak-anak terdampar di pantai Desa Blang Raya. REUTERS/Stringer
Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka

Keberadaan pengungsi Rohingya di Aceh mulai menambah masalah. Beberapa negara telah melakukan penolakan terhadap mereka.


Peringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki

26 Oktober 2023

Wanita Afghanistan yang tinggal di Pakistan menunggu untuk didaftarkan saat pengumpulan bukti pendaftaran di kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di Peshawar, Pakistan, 30 September 2021. REUTERS/Fayaz Aziz
Peringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki

Keputusan itu diambil setelah warga Afghanistan diketahui terlibat dalam kejahatan, penyelundupan dan serangan terhadap pemerintah dan tentara.


Jumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat

17 Agustus 2023

Petugas mengevakuasi jasad seorang warga, setelah kapal bermuatan ratusan imigran gelap pecah di Crotone, Italia, 28 Februari 2023. REUTERS/Remo Casilli
Jumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat

Italia mencatat ada 89.158 imigran gelap yang tiba di Negara Pizza itu periode Januari sampai Juli 2023 atau naik dua kali lipat


PM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap

23 Juli 2023

Giorgia Meloni. REUTERS
PM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap

Giorgio Meloni berusaha membentuk aliansi luas negara-negara untuk mengatasi imigran gelap dan memerangi perdagangan manusia.


Malaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar

1 April 2023

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani (tengah) berbincang dengan salah satu Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal asal Malaysia setibanya di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis 4 Agustus 2022. Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) memulangkan 190 dari 3.200 PMI ilegal asal Malaysia dan selanjutnya dibawa ke Wisma Atlet untuk menjalani isolasi sebelum dipulangkan ke daerah asalnya. ANTARA FOTO/Fauzan
Malaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar

Malaysia akan memulangkan 12.380 warga negara asing karena melanggar aturan keimigrasian tahun ini.


Usir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme

6 Maret 2023

Foufana Abou, warga negara Pantai Gading yang tinggal di Tunisia dan ingin dipulangkan, menunggu bersama warga Pantai Gading lainnya di dekat kedutaan Pantai Gading di Tunis, Tunisia 27 Februari 2023. REUTERS/Jihed Abidellaoui
Usir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme

Presiden Tunisia menolak tuduhan rasisme dan menunjukkan kemungkinan konsekuensi hukum bagi para pelaku serangan terhadap imigran ilegal.


PM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah

14 Desember 2022

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menghadiri acara Welcoming Dinner and Cultural Performance KTT G20 2022 di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Badung, Bali, Selasa 15 November 2022. ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Fikri Yusuf
PM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah

Inggris berencana menggarap undang-undang baru untuk mencegah imigran yang melintasi Selat Inggris untuk tinggal di negara itu.


46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat

28 Juni 2022

Warga berkumpul saat melihat lokasi ditemukannya puluhan orang tewas di dalam truk trailer di San Antonio, Texas, AS 27 Juni 2022.  REUTERS/Kaylee Greenlee Beal
46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat

Petugas menemukan "tumpukan mayat" 46 imigran gelap dan tidak ada tanda-tanda air di dalam truk, yang ditinggalkan di sebelah rel kereta api


46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong

28 Juni 2022

Petugas kepolisian berjaga-jaga di lokasi ditemukannya puluhan orang tewas di dalam truk trailer di San Antonio, Texas, AS 27 Juni 2022. Sedikitnya 42 orang ditemukan tewas di dalam sebuah truk trailer pada Senin di San Antonio, Texas, Amerika Serikat.  REUTERS/Kaylee Greenlee Beal
46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong

Kasus kematian 46 imigran gelap dalam kontainer di San Antonio, terungkap setelah seorang saksi men dengar ada suara teriakan minta tolong.


50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor

28 Januari 2022

Sejumlah TKI Ilegal yang dipulangkan dari Malaysia menunggu untuk menjalani pemeriksaan kesehatan setibanya di Terminal Penumpang Nusantara Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat 12 Juni 2020. Sebanyak 436 TKI Ilegal tersebut nantinya akan dipulangkan ke daerah asalnya di 22 provinsi. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor

Polisi Malaysia menangkap 50 orang imigran gelap asal Indonesia ketika mendarat di pesisir Bagan Pasir, Selangor.