Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Komnas: Penembakan Mako Tabuni,Ada Pelanggaran HAM

image-gnews
Sisa-sisa insiden pembakaran di Perumnas III Waena, Abepura, Kota Jayapura, Kamis 14 Juni 2012. TEMPO/Jerry Omona
Sisa-sisa insiden pembakaran di Perumnas III Waena, Abepura, Kota Jayapura, Kamis 14 Juni 2012. TEMPO/Jerry Omona
Iklan

TEMPO.CO, Jayapura -Kepala Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di Papua, Frits Ramandey mengatakan, penembakan terhadap Mako Tabuni, Ketua I Komite Nasional Papua Barat di Perumnas III Waena, Distrik Heram, Abepura, Kota Jayapura, Kamis 14 Juni 2012, sebagai bentuk pelanggaran HAM.

“Karena ada nyawa manusia yang hilang disana,  itu merupakan pelanggaran HAM,” kata Ramandey, Jumat 15 Juni 2012.

Menurut dia, kepolisian tak berhak menembak seseorang meskipun telah terbukti melakukan kejahatan. “Ada proses yang harus dilalui, tidak serta merta polisi dengan kekuatan senjata langsung membunuh, itu tidak dibenarkan,” ujarnya.

Ramandey meminta kepolisian tidak menggunakan kekerasan ketika mengejar target operasi lain yang hingga kini belum tertangkap. Polisi sebelumnya menyebutkan, selain Mako Tabuni, ada  tujuh orang diduga dalang di balik serangkaian penembakan di Jayapura sejak 29 Mei 2012.

“Tapi jangan sampai membunuh lagi, kita juga meminta Kapolda, Kapolri menerapkan standar penangkapan yang jelas, agar tak jatuh korban berikutnya,” ucapnya.

Untuk mengumpulkan fakta tewasnya Mako Tabuni dan menyelidiki rentetan penembakan di Jayapura, Komnas HAM Papua telah membentuk tim khusus. “Tim ini akan mencari fakta penembakan sejak  Mei, kami melihat itu spontan terjadi dan hanya kriminalitas murni, namun tetap akan kita laporkan,” kata Ramandey.

Penembakan di Jayapura pertama kali terjadi pada Selasa 29 mei 2012. Seorang WN Jerman, Dietman Pieper, ditembak saat bersantai di pondok wisata Port Numbay, Distrik Jayapura Utara, Kelurahan Tanjung Ria, Jayapura. Korban mengalami luka dan dirawat di Singapura setelah sebelumnya menjalani perawatan intensif di RSUD Jayapura.

Pada Senin 4 Juni 2012, seorang pelajar sebuah SMU bernama Gilbert Febrian Madika (16) menjadi korban penembakan orang tidak dikenal di kawasan Skyline Jl Raya Jayapura-Abepura sekitar pukul 21.30 WIB. Korban masih di rawat di Rumah Sakit.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penembakan berikut, Selasa 5 Juni 2012 menimpa dua orang warga sipil, Iqbal Rival dan Hardi Javanto di Jl Raya Jayapura menuju Abepura. Di hari yang sama, seorang anggota TNI, Pratu Frangki Kune (25) juga ditembak oleh orang misterius. Ketiganya saat ini tengah dirawat di RSUD Dok-2 Jayapura.

Korban berikut adalah Arwan Apuan, PNS di Hubdam XVII/Cendrawasih. Arwan mengalami luka tembak pada leher kiri tembus rahang kiri pada 6 Juni 2012 sekitar pukul 21.10 WIT, di Jl Baru belakang Kantor Wali Kota Jayapura.

“Komnas HAM belum menemukan apakah kejadian penembakan di Jayapura berkaitan dengan politik atau untuk kepentingan gerakan tertentu,” kata Ramandey.

Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Polisi Bigman L. Tobing mengatakan, dari rusuh di Perumnas III Waena, Abepura, Jayapura, tak ada korban jiwa.  “Indra Parangin memang dibacok di leher serta pipi kiri, tangan kiri korban juga hampir putus, tapi tidak tewas, kondisinya saat ini kritis di Rumah Sakit Dian Harapan,” kata Tobing.

Polisi menemukan juga beberapa bom dan senjata milik KNPB saat penyisiran. Barang didapat diantaranya 2 senapan angin, 1 buah bom Molotov, 40 anak panah, 5 busur, 8 pasang pakaian tentara, 2 Buah Bendera Bintang Kejora ukuran 1x1,5 meter, 3 Kapak, termasuk 3 Petasan Roket. Dalam penyisiran, polisi menangkap 100 anggota KNPB untuk diperiksa.

Kepala Kelurahan Yabansai, Rita Aneke Oloa mengatakan situasi Perumnas III saat ini belum kondusif.  Pasca rusuh, enam mobil hangus terbakar, enam rumah toko hancur, dan 30 kendaraan roda dua rata dibakar. “Kerugian ditaksir miliaran rupiah,” katanya.

JERRY OMONA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

25 April 2016

Polisi menurunkan pasukannya untuk mengamankan kerusuhan di Tolikara, Papua, Minggu, 24 April 2016 (Reuters)
Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.


Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

25 April 2016

Bupati Tolikara, Usman G. Wanimbo,SE,M.Si, memberikan bantuan modal usaha Rp. 30 juta kepada para pendagang korban peristiwa kebakaran 17 Juli 2015 di Karubaga, Papua. ISTIMEWA
Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.


Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

24 April 2016

Polisi menurunkan pasukannya untuk mengamankan kerusuhan di Tolikara, Papua, Minggu, 24 April 2016 (Reuters)
Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.


Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

8 September 2015

Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo bersama Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Sihaan serta muspida Provinsi Papua menjenguk Galibuli Jikwa (50 tahun), korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu di rumah sakit, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.


Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

11 Agustus 2015

Pekerja menyelesaikan pembangunan musala pasca amuk massa di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, 10 Agustus 2015. Lokasi musala itu berada di kompleks Koramil Karubaga. Musala tersebut berukuran 12 x 7 meter persegi. Derwes Jigwa
Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.


Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

11 Agustus 2015

Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah kios (ruki) pasca amuk massa di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, 10 Agustus 2015. Ada 85 ruki yang dibangun. Rinciannya, 65 ruki untuk pedagang korban pembakaran, 12 ruki untuk korban penembakan, dan 8 ruki untuk pemilik lahan tempat berdirinya kompleks ruki (status lahan itu adalah lahan ulayat). Derwes Jigwa
Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.


Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

10 Agustus 2015

Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo bersama Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Sihaan serta muspida Provinsi Papua menjenguk Galibuli Jikwa (50 tahun), korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu di rumah sakit, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.


Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

10 Agustus 2015

Para korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu. Mereka rata-rata menderita luka tembak di bagian kaki dan tangan terkena serphan peluru. Dari 11 orang yang jadi korban tertembak, ada enam yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dok 2 Kota Jayapura, Papua, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.


Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

10 Agustus 2015

Suasana kawasan pertokoan yang kembali dibuka di kota Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, beberapa hari pasca kerusuhan Lebaran, 23 Juli 2015. TEMPO/Maria Hasugian
Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).


Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

10 Agustus 2015

Warga Papua menjual koran sambil membaca berita tentang situasi di Tolikara. Mereka menjajakan koran di Terminal Kedatangan, Bandara Sentani, Jayapura, 20 Juli 2015. TEMPO/Maria Hasugian
Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.