TEMPO.CO, Jakarta- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganggap pertemuan puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 ke-7 di Los Cabos, Meksiko, sangat penting. "Mengingat situasi perekonomian global belum pulih benar," kata Yudhoyono di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat, 15 Juni 2012.
Yudhoyono akan menghadiri KTT G20 di Los Cabos. Rombongan Presiden Yudhoyono berangkat dari Jakarta. Selain menghadiri KTT G20, Yudhoyono juga akan mengikuti KTT Bumi Rio+20 di Brasil. Setelah itu dia akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Ekuador. Rombongan akan kembali ke Jakarta pada 26 Juni mendatang.
Menurut Yudhoyono, pada KTT G20 sebelumnya di Cannes, Prancis, yang menjadi permasalahan ekonomi dunia adalah ekonomi di wilayah Eropa atau Euro Zone Economic. "Sekarang (masalah) itu masih berlaku. Bahkan bertambah kompleks lagi," ujarnya. Selain itu, ekonomi negara-negara berkembang juga mengalami masalah-masalah baru. "Paling tidak slow down dan mengalami perlambatan dari pertumbuhan mereka. Misalnya Tiongkok, India, dan Brasil."
Karena itu, Yudhoyono menuturkan, fokus pertemuan KTT G20 di Los Cabos akan mencakup dua hal di atas. "Seraya mencari solusi secara bersama secara global apa yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan perekonomian global dewasa ini," ucap dia. Menurutnya, ada empat isu utama yang akan dibahas di Los Cabos.
Pertama, para pemimpin dunia anggota G20 akan membahas upaya untuk tetap menjaga ekonomi global yang sehat sekaligus pertumbuhan ekonomi yang kuat, seimbang, dan berkelanjutan. "Tentu ini tidak mudah, melihat persoalan yang kita hadapi dewasa ini," kata Yudhoyono. "Indonesia akan berkontribusi karena ekonomi kita justru berada di tingkatan yang tinggi diukur dari pertumbuhan ekonomi negara-negara lain."
Kedua adalah pembahasan untuk memperkuat arsitektur dan sistem perekonomian dunia. "Kita melihat krisis perbankan di beberapa negara dengan biaya yang sangat mahal untuk memulihkannya," ujar Yudhoyono. Sedangkan agenda ketiga adalah tentang pemanasan global, pembangunan, ekonomi hijau, infrastruktur, dan ketahanan pangan. "Ini juga jadi kepedulian Indonesia, kepedulian negara berkembang."
Agenda keempat berkaitan dengan perdagangan dan penciptaan lapangan pekerjaan. "Kami bersama pemimpin negara lain menjaga agar perdagangan global ini tidak merosot secara tajam," ucap Yudhoyono. "Kita ingin bersama-sama menjaga agar perdagangan internasional ini minimal bisa menyangga pertumbuhan yang kita anggap layak untuk dicapai."
PRIHANDOKO