TEMPO.CO, Jakarta- Ketua Partai Demokrat Bidang Komunikasi Publik Ruhut Sitompul membantah bahwa Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sudah tak lagi memiliki taji di partainya. Menurut dia, sepulang dari Konferensi Tingkat Tinggi G20, SBY akan mengambil tindakan terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
"Tunggu saja Pak SBY pulang. Ini ada tahapan-tahapannya, kemarin kansudah dengan bahasa tubuh, terus dengan ucapan, selanjutnya dengan tindakan," ujarnya di Komplek Parlemen Senayan, Rabu 20 Juni 2012.
Ruhut mengucapkan ini untuk menanggapi sikap Anas Urbaningrum yang tak juga mengundurkan diri. Meskipun SBY dalam pidatonya pekan lalu secara tersurat meminta Anas dan sejumlah kader Partai Demokrat yang bermasalah turun, hingga saat ini tak ada langkah konkret dari Anas dan kawan-kawan.
Ruhut menegaskan bahwa pidato SBY jelas diarahkan kepada Anas. Menurut dia, langkah mundur harus segera dilakukan oleh Anas dan kawan-kawan. Menurut dia, jika langkah ini tak segera diambil maka bisa dipastikan Partai Demokrat akan tenggelam dalam pemilu 2014. "Tenggelam kapal ini kalau menunggu asas praduga tak bersalah,” kata dia.
Menurut Ruhut, Partai Demokrat tak bisa menunggu proses hukum yang dijalankan Komisi Pemberantasan Korupsi. Proses hukum di KPK yang cenderung berjalan lamban justru akan menyandera Partai Demokrat lebih lama. Karena itu, langkah Kongres Luar Biasa juga tak bisa diambil oleh SBY. "Tidak bisa KLB. Karena kalau KLB harus menunggu Anas jadi tersangka dulu," katanya.
Namun, ia melanjutkan, partainya tak memandang KPK sengaja mengulur-ulur waktu dalam mengusut peran Anas dalam kasus Hambalang. Ia pun memaklumi proses yang dijalani KPK. "Kalau kami lihat kasus Miranda Goeltom. Nama dia sudah disebut sejak awal 2008. Tapi ini banyak yang sudah jadi tersangka dan bebas dia baru jadi tersangka. Angie saja, bisa keputusan inkrah baru sekitar 2015," katanya.
FEBRIYAN