Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Yield Obligasi Jerman Sedikit Naik

image-gnews
Patung mata uang Eropa, Euro, di depan Bank Sentral Eropa (ECB), Frankfurt, Jerman, September 2007 silam. AP/Bernd Kammerer
Patung mata uang Eropa, Euro, di depan Bank Sentral Eropa (ECB), Frankfurt, Jerman, September 2007 silam. AP/Bernd Kammerer
Iklan

TEMPO.CO, Frankfurt - Biaya pinjaman pemerintah Jerman sedikit naik dalam lelang obligasi dengan tenor dua tahun yang berlangsung hari ini. Hal ini mengindikasikan bahwa obligasi telah kehilangan daya tarik sebagai tempat yang aman seiring berlarutnya krisis fiskal di zona Eropa.

Namun, analis mengatakan bahwa keraguan atas kemampuan pemerintah Yunani dan Spanyol dimasa depan untuk membayar utangnya membuat obligasi pemerintah Jerman masih akan menjadi safe haven di Eropa sehingga harganya tidak akan jatuh secara signifikan.

Target dalam lelang obligasi kali ini senilai 5 miliar (6,3 miliar dolar AS) yang akan jatuh tempo tahun 2014 dengan bunga 0 persen. Menurut data dari Schatz, obilgasi yang terjual 4,005 miliar euro dari penawaran yang masuk sebesar 7,595 miliar euro, dengan rata – rata imbal hasil (yield) 0,1 persen, naik dari level terendahnya dalam dua tahun terakhir sebesar 0,07 persen yang dicapai pada lelang 23 Mei lalu.

Ini merupakan pertama kalinya obligasi pemerintah Jerman tidak melakukan pembayaran bunga yang terjadwal, karena lelang ini dirancang untuk menarik investor hingga akhir periode investasi.

Bundesbank, yang merupakan pelaksana penjualan utang pemerintah federal Jerman menahan sekitar 19,9 persen dari keseluruhan nilai obligasi. Penahanan (retensi) obligasi untuk menjaga harga obligasi seperti ini sudah biasa dalam lelang di Jerman.

Tingkat retensi obligasi yang rendah memberikan sinyal bahwa lelang surat utang itu diterima pasar. Tingkat retensi obligasi Jerman telah berada diatas 8,9 persen sejak lelang bulan Mei lalu.

Ahli strategi pendapatan tetap dari Charles Schwab, Kathy Jones mengatakan, bahwa pasar saat ini mencari tempat yang aman, baik di Jerman maupun negara – negara Skandinavia. “Tampaknya obligasi Jerman masih akan populer untuk waktu yang cukup lama.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Ini bukan masalah soal imbal hasil yang lebih tinggi, tetapi banyak para investor yang ingin memiliki tempat yang aman untuk memarkirkan dananya dipasar yang aman dan likuid,” kata Jones.

Charles Schwab, banyak menasehati para kliennya untuk sementara menghindari kawasan Eropa, karena mereka percaya risiko berinvestasi di benua biru sangat berisiko dibandingan dengan berinvestasi dalam mata uang dolar AS yang dianggap sebagai safe haven.

Dalam lelang obligasi Denmark (bukan annggota Uni Eropa), Selasa kemarin, para investor rela menerima yield -0,08 persen, imbal hasil negatif ini untuk pertama kalinya untuk obligasi non-inflasi link. Hal ini mengindikasikan betapa investor saat ini mencari tempat yang aman diluar Uni Eropa.

analis dari Citi mengatakan, mereka percaya bahwa imbal hasil di zona Eropa akan turun dan mencari posisi terendah baru karena tidak ada kemajuan yang jelas. “Dan akhirnya imbal hasil surat utang Jerman juga bisa bergerak ke level negatif,” tuturnya.

MARKETWATCH / VIVA B. KUSNANDAR

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

44 hari lalu

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate


DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

54 hari lalu

Keuntungan obligasi FR bukan hanya sebagai passive income saja, tetapi keamanannya juga dijamin oleh negara. Simak ulasannya berikut ini. Foto: Canva
DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.


Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Suasana pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2024 di Jakarta, Selasa 2 Januari 2024. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan saat pembukaan perdana perdagangan 2024. IHSG mengalami penurunan sebesar 0,14% atau 5,4 poin ke level 7.266 pada Selasa 2 Januari 2024. Indeks komposit turun ke posisi terdalam 7.245 dari level 7.272 dengan volume transaksi 1,9 triliun saham. Tempo/Tony Hartawan
Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.


Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Ilustrasi menabung atau tabungan. Shutterstock
Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.


Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Logo Waskita. waskita.co.id
Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.


Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Otorita IKN mengkaji skema pembiayaan berupa penerbitan obligasi, sukuk, dan pinjaman untuk mendanai proyek ibu kota baru.
Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.


Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Waskita Karya. Istimewa
Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.


Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Ketua Bidang Keuangan, Permodalan, Investasi & Pajak AAJI Simon Imanto (kiri), Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon (tengah), dan Ketua Bidang Marketing & Komunikasi AAJI Novita Rumngangun (kanan) dalam Pers Kinerja Industri Asuransi Jiwa Semester I-2023 di kantornya, Jakarta pusat pada Kamis, 24 Agustus 2023. TEMPO/Irma Aulia Irawan.
Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.


Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

28 November 2023

Waskita Karya. Istimewa
Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?


Obligasi Israel Laris Manis di Luar Negeri Sejak Perang dengan Hamas

14 November 2023

Pasukan Israel menjatuhkan bom  di tengah konflik antara Israel dan Palestina Hamas, di Kota Gaza, 9 November 2023. REUTERS/Mohammed Al-Mas
Obligasi Israel Laris Manis di Luar Negeri Sejak Perang dengan Hamas

Israel menerbitkan surat utang atau obligasi, yang salah satunya untuk mendanai perang dengan Hamas.