TEMPO.CO, Jakarta - Melemahnya sebagian mata uang Asia terhadap dolar Amerika Serikat (AS) serta antisipasi pelaku pasar terhadap hasil dari pertemuan Dewan Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) membuat apresiasi rupiah kembali terganjal.
Di transaksi pasar uang hari ini rupiah ditutup melemah 22 poin (0,23 persen) ke level 9.430 per dolar AS. Menguatnya bursa-bursa utama Asia, termasuk bursa Jakarta, di mana indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali berada di level 3.900, gagal mengerek rupiah.
Mata uang lokal tertahan di level 9.400 karena masih adanya kekhawatiran pelaku pasar terhadap krisis Eropa. Hasil pemilihan umum (pemilu) di Yunani yang dimenangi oleh partai pendukung dana talangan tidak membuat masalah di Eropa langsung selesai.
Pertemuan para pemimpin negara-negara yang tergabung dalam kelompok G-20 yang membahas masalah krisis Eropa telah mendorong apresiasi euro terhadap dolar AS. Mata uang bersama negara-negara Eropa sempat terangkat ke level US$ 1,27. Namun penguatan euro terhadap dolar AS ini sifatnya hanya sementara.
Menurut pengamat pasar uang dari PT Monex Investindo Futures, Yohanes Ginting, di balik euforia pemilu Yunani, investor sebenarnya masih menunggu langkah-langkah penanganan masalah krisis Eropa yang belum lebih konkret. “Berlanjutnya krisis perbankan Eropa seiring dengan melonjaknya imbal hasil obligasi Spanyol di atas 7 persen menambah kecemasan pasar,” tuturnya.
Melihat kondisi Eropa saat ini pasar akan melihat hasil dari pertemuan Dewan Gubernur Bank Sentral AS (FOMC). Pasar menunggu stimulus apa yang akan diumumkan Ketua The Fed, Ben Bernanke, untuk meningkatkan kinerja ekonomi AS sekaligus meredam dampak krisis utang yang terjadi Eropa.
Mengacu pada data ekonomi AS yang cenderung memburuk dalam beberapa pekan terakhir, sangat mungkin The Fed akan meluncurkan pelonggaran kuantitatif jilid 3.
Indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia sore ini hingga pukul 18:07 WIB turun tipis 0,008 poin (0,01 persen) ke level 81,37. Yen Jepang melemah 0,3 poin (0,04 persen) menjadi 78,98, sedangkan euro stagnan di level US$ 1,2685.
Dari regional, dolar Singapura melemah 0,09 persen, ringgit Malaysia turun 0,02 persen, baht Thailand juga terdepresiasi 0,32 persen. Sementara won Korea Selatan menguat 0,3 persen, serta peso Filipina juga terapresiasi 0,28 persen.
PDAT | M. AZHAR | VIVA B. K