TEMPO.CO, Jakarta - Lagu 'Kopral Jono' sejatinya hanya lagu lawas karya Ismail Marzuki. Tapi lagu tersebut memiliki arti khusus bagi Maria, 25 tahun, kerabat keluarga almarhum Letnan Satu Paulus Adi Prakoso. “Lagu itu yang saya nyanyikan ketika bertemu dengan Paulus Adi Prakoso untuk pertama kalinya, pacar Dwi Lestyorini teman saya,” kata Maria saat ditemui Tempo di kompleks Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jumat, 22 Mei 2012.
Paulus merupakan satu dari tujuh awak pesawat Fokker F-27 dengan nomor registrasi A2708. Pesawat yang tengah melakukan latihan rutin itu jatuh menimpa setidaknya delapan rumah di Jalan Branjangan, Komplek Rajawali, Halim Perdana Kusuma, Kamis, 21 Juni 2012, sekitar pukul 14.45 WIB.
Dia sempat menjadi satu-satunya awak pesawat yang selamat dari kecelakaan itu. Namun sayang ia dinyatakan tewas pukul 18.30 WIB seusai menjalani perawatan intensif di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara Dokter Esnawan Antariksa.
Wartawan sebuah koran nasional di Jakarta ini mengaku memanggil Paulus sebagai 'Kopral Jono' karena postur tubuh Paulus yang tinggi menjulang. “Itu terlintas begitu saja sejak saya melihat fotonya pertama kali di akun Facebook Rini. Apalagi dia memakai seragam dinas militer,” katanya.
Semenjak Rini, yang ia kenal ketika bersekolah di Sekolah Dasar Strada Van Lith Jakarta mulai berpacaran dengan Paulus, Maria makin sering menjahili pasangan itu dengan menyanyikan lagu itu. “Reaksi Paulus ketika itu hanya ketawa mesam-mesem khas orang Jawa,” Maria menambahkan.
Rini dan Paulus diketahui bertemu di Solo. Kebetulan Rini tengah berkuliah di Jurusan Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret Solo. “Waktu mulai kuliah, saya jarang bertemu karena saya sendiri kuliah di Jakarta,” dia menjelaskan. Paulus dikenalnya sebagai sosok yang baik dan pendiam. “Dia tidak banyak omong orangnya,” katanya.
Hubungan Rini dan Paulus ternyata berlanjut sampai ke pelaminan akhir tahun 2011 lalu. Rini bahkan kini tengah hamil sekitar tujuh bulan. “Saya sama sekali tidak menyangka kalau yang kecelakaan itu Paulus,” kata Maria.
Meskipun sudah jarang bertemu dengan pasangan tersebut sejak mereka menikah, Maria mengaku sangat berdukacita atas kehilangan Rini dan keluarganya. Dari rumahnya di bilangan Duren Sawti, Jakarta Timur, Maria berusaha bangun pagi hari untuk menyampaikan belasungkawa terakhirnya kepada keluarga itu di Skadron II, Halim Perdana Kusuma, Jumat, 22 Juni 2012. “Apalagi saya kenal cukup baik dengan ayah dan ibu dari Rini,” ujarnya.
Namun sayangnya, Maria tak sempat berjumpa dengan jenazah Paulus ataupun keluarganya karena mereka sudah berangkat ke Solo sekitar pukul 08.00 WIB tadi.
Kini, Maria, Rini dan keluarganya mungkin hanya bisa mendoakan Paulus, 'Sang Kopral Jono' yang sudah kembali ke sisi-Nya.
SUBKHAN