TEMPO.CO, Jakarta - Pilot Fokker 27, Mayor Penerbang Heri Setiawan, 36 tahun, rencananya akan dimakamkan di Yogyakarta. “Tidak disemayamkan di rumah, disemayamkan di Squadron 2, kemudian langsung diterbangkan lagi untuk dimakamkan di Jogja,” ujar tetangga Heri yang enggan disebutkan namanya, Kamis, 21 Juni 2012 kemarin.
Dalam lingkungannya, Heri dikenal sebagai sosok yang ramah. Saking baiknya, tetangga almarhum, Pramita Arifianti menuturkan ia kerap membawa oleh-oleh sehabis terbang. Pengalamannya yang tidak ia lupa adalah ketika baru-baru ini ia menabrak mobil Heri, tetapi Heri sama sekali tidak marah. “Dia bilang, oh, tidak usah diganti, ngapain repot-repot,” ucap Mita menirukan omongan Heri.
Sebuah pesawat Fokker 27 milik TNI AU siang kemarin dilaporkan terjatuh di kompleks Halim Perdanakusuma sekitar pukul 14.35 dan menimpa rumah penduduk. Sekitar 10 tewas kerena kejadian dan 12 lainnya mengalami luka-luka.
Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Madya Dede Rusamsi mengatakan, pesawat dan para kru Fokker 27 dalam kondisi layak terbang sebelum melakukan operasi latihan profisiensi penerbang touch and go. Dengan pola latihan ini, penerbang melatih instrument flight dan pattern flight.
ANANDA PUTRI
Berita terkait
Pagi Ini Korban Fokker Diterbangkan ke Sejumlah Kota
Kondisi Fokker dan Pilot Baik Sebelum Touch and Go
Pemerintah Sampaikan Rasa Duka pada Korban Fokker
Pencipta Fokker Lahir di Blitar
TNI Pastikan Korban Fokker 27 Mendapat Asuransi
Pesawat Fokker 27 Sudah Berusia 35 Tahun
Menkes: Ada 22 Korban Fokker, 10 Meninggal