TEMPO.CO, Bandar Lampung - Sembilan imigran gelap asal Afganistan dan Pakistan melarikan diri dari asrama penampungan kantor Imigrasi Bandar Lampung. Mereka melarikan diri dengan menjebol pintu asrama penampungan.
“Betul. Kami sudah melapor ke Kepolisian Daerah Lampung untuk melakukan pengejaran terhadap mereka,” kata Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Kantor Imigrasi Kelas I Bandar Lampung, Syahferi, Sabtu, 23 Juni 2012.
Syahferi mengatakan para imigran yang kabur adalah Sajjid Husein, 17 tahun, Maqbool Husain (17), Hamida (23), Ramsyan (40), Yakub (33), Amzad Ali (25), Malik (43), Basharat (42), dan Sajjad Ali (16). Mereka kabur pada hari Jumat pukul 04.00 WIB dari asrama kantor Imigrasi di Jalan Warsito, Teluk Betung Utara, Bandar Lampung. “Ada kelalaian petugas dan bantuan dari sindikat penyelundup manusia,” katanya.
Para imigran itu merupakan hasil tangkapan Kepolisian Sektor Natar, Lampung Selatan, di Bandara Radin Inten pada Senin, 18 Juni 2012 lalu. Mereka merupakan pelarian dari kantor Imigrasi Bengkulu. “Padahal saat ini kami tengah menyelidiki para pelaku penyelundupan manusia yang membantu pelarian mereka dari Bengkulu. Sejumlah saksi dan barang bukti sudah dikumpulkan,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Lampung, Ajun Komisaris Besar Sulistyaningsih.
Sulistyaningsih menyayangkan kaburnya sembilan imigran gelap itu. Dia mengaku sudah mendapat laporan dari pihak Imigrasi Bandar Lampung. “Sudah dilakukan pengejaran dan berkoordinasi dengan semua kantor polisi yang ada di Jalan Lintas Sumatera hingga Pelabuhan Bakauheni,” katanya.
Kepolisian Resor Lampung Selatan, kata dia, sudah diperintahkan memperketat penjagaan di pintu gerbang Pelabuhan Bakauheni agar para imigran gelap itu tidak bisa menyeberang ke Pelabuhan Merak, Banten. Para imigran itu diduga akan melanjutkan perjalanan ke Pulau Christmas, Australia, melalui pelabuhan Banten. “Pasti ada sindikat yang membantu dan mempersiapkan untuk bisa sampai ke pulau itu,” katanya.
NUROCHMAN ARRAZIE
Berita terpopuler
Ancaman Anas: Jangan Bikin Partai dalam Partai
Sebelum Hilang, Penulis Buku Lapindo Dikirim SMS Teror
Alasan ATC Menyetujui Sukhoi Turun ke 6.000 Kaki
Penulis Buku tentang Lapindo Diduga Hilang di Bandung
J Lo Diingatkan: "Casper Adalah Ular''