TEMPO.CO, Jakarta -Polisi menyatakan dua senjata api tersangka perampok nasabah bank berasal dari seorang pegawai PT Pindad. Pegawai di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang khusus memproduksi kebutuhan militer angkatan darat itu berinisial AT dan bekerja di bagian gudang.
"AT memberikan senjata jenis FN ke tersangka Rizky beserta pelurunya," kata Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Toni Harmanto, di Markas Polda Metro Jaya, Ahad 23 Juni 2012.
Toni menyebutkan senjata api itu dijual Rp 11 juta. Polisi total menyita tiga pucuk senjata dari tersangka utama Rizky tersebut. "Dua senjata api jenis FN dan satu lagi senjata air softgun jenis revolver," kata Kepala Sub-Direktorat Kejahatan dengan Kekerasan, Ajun Komisaris Besar Helmy Santika.
Puluhan peluru yang dijadikan barang bukti terdiri dari beragam ukuran. Di antaranya kaliber 38 mm dan 9 mm. Polisi menyatakan masih menelusuri asal senjata-senjata berserta pelurunya itu. Mereka di antaranya memburu sosok A yang disebutkan memberikan senjata kepada AT.
Sebelumnya Polda Metro Jaya berhasil menangkap lima tersangka perampok nasabah bank yang beraksi di tiga tempat di Jakarta beberapa waktu lalu. Mereka adalah Anton, 22 tahun, Edy (37), AT (45), Hari (36), dan Doni (27). Mereka semua berkawan dengan Rizky, 25 tahun, yang terpaksa ditembak mati lantaran melawan saat hendak ditangkap.
Mereka menyasar nasabah bank usai menarik dana kawasan Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Pusat dalam waktu kurang dari sepekan di Juni 2012. Rizky dan kawan-kawan total menggasak uang Rp 417 juta. Polda Metro Jaya mencatat 12 aksi kawanan ini dan menyebutkan keinginan kelompok yang sama untuk merampok atau merampas nasabah di Vietnam.
ADITYA BUDIMAN