TEMPO.CO, Jakarta - Gadis kecil berusia 15 tahun itu duduk tertunduk sambil menggigit dua jari tangan kanannya. Sambil terbata-bata, ia mengeluarkan kalimat khas orang keterbelakangan mental.
"Tiga kali," kata gadis berinisial NL itu singkat, saat ditemui di rumahnya, Jalan B no 39 RT 6/4, Rawa Badak, Jakarta Utara, Ahad, 24 Juni 2012.
Tiga kali adalah jawaban gadis itu saat ditanya berapa kali pernah berhubungan badan. Ia mengaku mendapat , uang Rp 10 ribu sehabis berhubungan. Menurut NL, pertama kali kejadian berlangsung sekitar Januari. "Hasil USG menyatakan ia sedang mengandung enam bulan," kata Kholil, ayah kandung gadis tersebut.
Kholil menyatakan akan tetap melapor polisi. Meskipun seluruh keluarga tahu, ketidaksempurnaan si gadis membuat kronologi peristiwa menjadi sumir. Sebab NL tak bisa menjelaskan apa-apa.
Namun, jika ditanya dengan siapa ia hubungan intim, gadis itu hanya menyebut satu nama, yaitu Dayat. "Dayat dayat dayat," kata dia. Dayat bernama lengkap Hidayatul Anwar, seorang satpam. Ia adalah sepupu si gadis yang memang kadang main ke rumah si gadis.
Keluarga menaruh kecurigaan penuh terhadap Dayat. Apalagi, sejak didatangi ke rumahnya, keluarga Dayat menutup-nutupi perbuatannya. "Tapi saya perhatikan raut wajah Dayat, memang seperti ketakutan dan bersalah," kata Kholil.
Senin esok, keluarga si gadis akan sekali lagi datang ke kediaman Dayat, menuntut tanggung jawab. "Jika perundingan gagal, kami lapor polisi. Kami siap dengan konsekuensi memenjarakan saudara sendiri, karena ia telah menghancurkan anak kami," kata Kholil.
MUHAMAD RIZKI