TEMPO.CO, Jayapura - Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua, Brigadir Jenderal Paulus Waterpauw, mengatakan bentrok di Kwamki Lama, Mimika, Papua, dua pekan terakhir, diduga dipicu dendam lama dua kelompok. “Itu kan sudah turun temurun, dari kakek dan neneknya. Mereka sudah damai, tapi perang lagi, bisa dibilang ada dendam lama yang belum selesai,” kata Waterpauw, Senin 25 Juni 2012.
Ia mengatakan polisi sudah melakukan berbagai upaya mendamaikan dua kelompok warga yang berselisih. “Namun selalu saja perang lagi. Ini sementara kami coba damaikan. Kalau menangkap mereka semua bisa saja, tapi pertama kami coba damaikan dulu,” ujarnya.
Kepolisian menurunkan ratusan personel gabungan dari Polresta Mimika, TNI, dan anggota Brimob. “Dari laporan Polres di Mimika, ada pasukan yang sudah diturunkan, bisa mencapai ratusan. Kami terus coba amankan situasi di sana,” ucapnya.
Menurut dia, kepolisian tidak lalai atau sengaja membiarkan korban berjatuhan dari dua belah pihak. “Polisi berjaga, situasi di lapangan kadang-kadang tidak bisa diduga. Kami sudah berulang kali mencoba menghentikan perang, buktinya ada anggota kami yang juga terluka, tapi ya itu, mereka maunya menyelesaikan sendiri masalah dengan cara mereka,” katanya.
Ia juga membantah bentrok itu dipicu perebutan sumber daya alam. “Tidaklah, itu perang dari dulu, dari kakek neneknya dan turun kepada anak-anaknya. Polisi tetap menjaga agar bentrok ini tidak meluas.”
Sebelumnya, 20 warga Kampung Harapan, Kwamki Lama, Mimika, ditangkap dalam operasi penyisiran oleh pasukan gabungan TNI-Polri, Senin pagi. Petugas menggeledah rumah-rumah penduduk di Kampung Amole dan Harapan serta menyita panah dan senjata lainnya yang dipakai untuk saling serang.
Kepala Kepolisian Resor Mimika, Ajun Komisaris Besar Denny Edward Siregar, mengatakan 20 warga tersebut akan diperiksa keterkaitannya dengan konflik di Kwamki Lama. "Warga yang dibawa ke Polres bukan ditangkap, mereka akan diperiksa," kata Denny.
Usai penyisiran, situasi Kwamki Lama mulai kondusif. Tidak terlihat lagi lelaki membawa panah. Sebagian besar lelaki yang tetap menginginkan perang melarikan diri ke hutan.
JERRY OMONA
Berita terkait
Lagi, Meletus Perang Panah di Kwamki Lama
Korban Tewas Konflik di Kwamki Bertambah 1 Orang
Kwamki Perang Lagi, Propam Polri Terjebak
Warga Timika Gelar Ritual Damai Usai Perang Panah
Perang Suku di Sumba, Satu Tewas
Pasca Penyerangan, Situasi Arso Lima Papua Mencekam