Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemda Mimika Akhirnya Memediasi Perang di Kwamki

image-gnews
Sejumlah anggota TNI bersenjata lengkap, bersiap melakukan penyisiran terhadap dua kelompok warga yang bertikai di Kwamki Lama, Timika, Papua, Senin (25/6). ANTARA/Spedy Paereng
Sejumlah anggota TNI bersenjata lengkap, bersiap melakukan penyisiran terhadap dua kelompok warga yang bertikai di Kwamki Lama, Timika, Papua, Senin (25/6). ANTARA/Spedy Paereng
Iklan

TEMPO.CO, Timika —Setelah jatuh korban ratusan warga terluka dana enam warga meninggal dunia, Pemerintah Daerah Mimika akhirnya bersedia mendamaikan warga kampong yang bertikai di Kwamki Lama, Mimika, Papua. Pernyataan itu disampaikan Wakil Bupati Mimika Abdul Muis pada Senin, 25 Juni 2012.

Dalam pertemuan Senin sore, hadir wakil warga Kampung Harapan, Hosea Onggomang, dan wakil Kampung Amole Atimus Komangal, serta Wakil Bupati Mimika, Abdul Muis, Kapolda Papua Irjen Bigman Lumban Tobing, Danrem 174/ATW Kolonel Inf Egi Rahmayadi, dan Muspida Mimika.

Abdul Muis mengatakan warga yang bertikai harus mempunyai niat baik untuk menyelesaikan persoalan yang telah memakan korban. Sebelumnya pertemuan hari ini,  pemerintah daerah sudah menggelar diskusi dengan anggota DPRD Mimika untuk menyelesaikan persoalan antar warga kampong ini. “Bukan orang lain yang akan menyelesaikan masalah ini, tetapi kita sendiri,” kata Muis.

Anggota DPRD Mimika yang juga bekas panglima perang adat di Kwamki Lama, Elminus Mom, mengatakan konflik yang terjadi sudah melanggar aturan perang adat. “ Waimum (panglima perang) melakukan perang karena ada masukan dari keluarga korban,” kata dia.

Salah satu anggota keluarga yang menjadi korban, Yohanes Magai, mengatakan perang akan berlanjut atau berhenti tergantung keluarga korban. Masalah ini, Yohanes menjelaskan, awalnya memang dari kematian anak Hosea Ongomang.  Tapi sudah berkembang dengan kematian korban-korban lainnya. "Secara pribadi saya menyesalkan jatuhnya korban dan saya ingin agar para pelaku segera ditangkap,” kata dia.

Tokoh-tokoh warga Kwamki Lama juga mendesak agar Pemda Mimika segera meresmikan pemekaran Distrik Kwamki Lama, dan seluruh perangkatnya. “Kalau pemerintah membiarkan berlarut-larut perang akan terus terjadi,” kata Yohanes.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Abdul Muis, persoalan antar warga kampong harus diselesaikan dahulu, setelah itu peresmian Kwamki Lama sebagai distrik dilakukan. “Bagaimana pembangunan mau masuk apabila didalamnya bertikai terus," kata dia.

Sementara Hosea Ongomang menyatakan tidak dapat mengambil keputusan. Hosea meminta waktu untuk membicarakan masalah perdamaian Kwamki Lama dengan kerabatnya. “Disini saya tidak bisa mengambil keputusan, saya meminta waktu untuk kembali dan membicarakan ini dengan keluarga baru bisa memberikan keputusan,” kata Hosea.

Kepala Kepolisian Daerah Papua, Irjen Bigmen Lumban Tobing menghimbau warga yang bertikai agar segera menghentikan konflik yang sudah berlarut dan banyak memakan korban. “Apalagi permasalahan masih dalam satu rumpun/honai keluarga,” kata Bigmen.

Ketika pertemuan sedang berlangsung, di Kwamki Lama patrol pasukan gabungan untuk menyita peralatan perang adat terus dilakukan. Warga yang kedapatan membawa panah segera ditangkap. Hingga Senin petang sedikitnya 23 warga Kwamki Lama ditangkap untuk diperiksa polisi. Selain itu polisi menyita 105 anak panah, kampak, parang, tiga unit kendaraan yang diduga hasil curanmor. Tidak semua warga bersenjata panah dapat ditangkap karena sebagian besar melarikan diri ke hutan.

TJAHJONO EP
Berita terkait :
Kwamki Perang Lagi, Propam Polri Terjebak 
Lagi, Meletus Perang Panah di Kwamki Lama
Warga Kwamki Lama Perang Panah 
Korban Tewas Konflik di Kwamki Bertambah 1 Orang

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

38 hari lalu

Human interest - Peserta perang antar suku di Festival Lembah Baliem, Wamena, Papua. Tempo/Rully Kesumaru
Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

Papua Nugini dilanda perang suku terbesar dalam sejarah. PM Australia ikut resah.


Mengenal Suku Dani Papua dan 4 Tradisi Mereka

10 Agustus 2023

Warga Suku Dani yang menghuni Lembah Baliem, Wamena, Papua melakukan tarian perang-perangan pada Festival Budaya Lembah Baliem di Kampung Wosilimo, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Rabu (8/8). TEMPO/Cunding Levi
Mengenal Suku Dani Papua dan 4 Tradisi Mereka

Suku Dani di Lembah Baliem. Papua memiliki banyak tradisi unik yang terus dipertahankan hingga sekarang dan menjadi warisan luhur bangsa kita.


Mengenal Destinasi Wisata dan Kuliner Rwanda, Menyusuri Eksotika Negeri di Afrika Timur

2 Juli 2023

Musanze, Rwanda. Foto: Time.com/
Mengenal Destinasi Wisata dan Kuliner Rwanda, Menyusuri Eksotika Negeri di Afrika Timur

Rwanda terkenal dengan keindahan alamnya. Destinasi wisata berupa ekowisata menjadi sektor yang berkembang pesat di Rwanda.


150 Orang Tewas dalam Perang Suku di Sudan

21 Oktober 2022

Negara bagian Nil Biru selatan Sudan. Istimewa
150 Orang Tewas dalam Perang Suku di Sudan

Perempuan dan anak-anak ikut menjadi korban perang suku di Sudan. Kekacauan terjadi sejak kudeta pada Oktober 2021.


Bamsoet: Perang Bubat Tak Ada dalam Prasasti

26 Agustus 2021

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Bamsoet: Perang Bubat Tak Ada dalam Prasasti

Patut diduga naskah 'Kidung Sunda' dan 'Kidung Sundayana' memiliki motif memecah belah dua suku etnis terbesar bangsa Indonesia, Sunda dengan Jawa.


Perang Suku di Sudan, 40 Orang Tewas

6 April 2021

Perang Saudara Ancam Sudan Selatan
Perang Suku di Sudan, 40 Orang Tewas

Pemerintah Sudan mengumumkan keadaan darurat di negara bagian Darfur Barat akibat perang antarsuku yang telah berlangsung selama tiga hari.


Perang Antar Kampung, 16 Orang di Jayawijaya Terkena Panah

12 September 2020

Warga suku pedalaman Papua berkumpul untuk mengikuti menampilkan aksi perang-perangan dalam acara Festival Budaya Lembah Baliem ke-24 tahun 2013 di Distrik Wosilimo, Jayawijaya, Papua, (12/8). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
Perang Antar Kampung, 16 Orang di Jayawijaya Terkena Panah

Perang tradisional ini terjadi antara masyarakat Kampung Wukahilapok dan Kampung Meagama di Kabupaten Jayawijaya.


Perang Suku di Flores Timur, Enam Orang Dilaporkan Tewas

5 Maret 2020

Ilustrasi tawuran. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Perang Suku di Flores Timur, Enam Orang Dilaporkan Tewas

Dua suku di Desa Sandosi, Kecamatan Witihama, Flores Timur saling bentrok memperebutkan lokasi tanah bernama Wulewata Bani.


Kapolri Benarkan Terjadi Perang Suku di Papua, Dua Polisi Terluka

2 Oktober 2018

Warga suku pedalaman Papua berkumpul untuk mengikuti menampilkan aksi perang-perangan dalam acara Festival Budaya Lembah Baliem ke-24 tahun 2013 di Distrik Wosilimo, Jayawijaya, Papua, (12/8). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
Kapolri Benarkan Terjadi Perang Suku di Papua, Dua Polisi Terluka

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan suku-suku di Papua memang kerap memilih jalan perang untuk menyelesaikan masalah.


Gerah atas Perang Suku, Jokowi Minta Pemda Turun ke Lapangan

26 September 2016

Kubu Mambruk dengan berbagai alat perang memasuki daerah hutan di Kwamki Lama, Papua, Minggu (10/1). Perang antar suku yang telah berlangsung beberapa hari ini, belum dapat diatasi oleh pihak keamanan. ANTARA/Lisad
Gerah atas Perang Suku, Jokowi Minta Pemda Turun ke Lapangan

Perang suku terjadi karena aturan adat bahwa satu korban harus diganti dengan satu nyawa dari suku lawan.