TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Suswono menyatakan penutupan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pintu masuk produk hortikultura tidak membawa dampak bagi stok buah dan sayur dalam negeri. Menurut Menteri Suswono, penutupan Tanjung Priok tersebut dilakukan untuk mengatur masuknya hortikultura impor dari luar negeri. "Jadi nanti impor hanya boleh dilakukan untuk menutup kekurangan," kata Suswono di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 25 Juni 2012.
Menurut dia, penutupan tersebut dilakukan untuk melindungi produsen hortikultura dalam negeri. Mahalnya harga buah atau sayuran di pasar justru akan menguntungkan para produsen dalam negeri. "Jadi terkait dengan pengaturan ini petani yang akan kami lindungi," katanya.
Impor hortikultura disebut Suswono merupakan kewenangan dari Kementerian Perdagangan. Sedangkan Kementerian Pertanian hanya sebatas memberi rekomendasi soal stok dalam negeri. "Keputusan akan tetap dari Kementerian Perdagangan," kata Suswono.
Suswono menyatakan pihaknya bisa menerima perpanjangan penutupan Tanjung Priok oleh Kementerian Perdagangan karena soal infrastruktur. Meski begitu, Suswono berharap setelah tanggal 28 September 2012 mendatang sudah tidak ada lagi penutupan Tanjung Priok. "Jadi jangan ditunda-tunda lagi," katanya.
Kementerian Perdagangan sebelumnya telah menutup Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pintu masuk hortikultura dari luar negeri. Selain itu, Kemendag juga akan membatasi kuota hortikultura impor yang masuk ke Indonesia. Pembatasan tersebut rencananya akan dilakukan tanggal 15 Juni 2012 lalu, tapi diundur hingga tanggal 28 September 2012 mendatang.
DIMAS SIREGAR