TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisyahbana menegaskan bahwa survei yang dilakukan lembaga swadaya masyarakat asal Amerika Serikat, Fund for Peace, perihal Failed State Index (FSI) tidak menyebut Indonesia sebagai negara gagal.
"Sebaliknya, FSI justru menunjukkan Indonesia dalam kondisi baik, bukan buruk," ujar Armida saat ditemui di gedung Bappenas, Senin, 25 Juni 2012.
Armida menjelaskan tidak bisanya Indonesia disebut negara gagal terlihat pada status Indonesia di indikator FSI. Dari 12 indikator FSI yang terdiri atas Demographic Pressure, Refugees, Group Grievance, Human Flight, Uneven Development, Economic Decline (Poverty), Legitimacy of The State, Public Services, Human Rights, Security Apparatus, Factionalized Elites, dan External Intervention, Indonesia hanya mendapat status buruk di Demographic Pressure dan Group Grievance.
"Contoh Demographic Pressure seperti bencana alam, penyakit, dan polusi. Sementara Group Grievance seperti diskriminasi, penindasan, dan kekerasan etnis," Armida menuturkan.
Kedua indikator tersebut menunjukkan Indonesia terus memburuk dalam enam tahun terakhir (2007-2012). Sebagai gambaran, indikator Demographic Pressure yang pada tahun 2007 mendapat nilai 7, tahun 2012 telah meningkat menjadi 7,4.
Armida mengatakan di luar dua indikator bernilai buruk tadi Indonsia mendapat 6 indikator yang bernilai baik dan 4 yang bernilai stagnan. Enam indikator yang bernilai baik adalah Refugees, Human Flight, Uneven Development, Economic Decline, Public Services, dan External Intervention.
Sedangkan 4 indikator yang bernilai stagnan adalah Legitimacy of The State, Human Rights, Security Apparatures, dan Factionalized Elites. "Stagnan bisa dikatakan berada di tengah-tengah, bukan buruk ataupun baik."
Armida mengakui bahwa apabila keseluruhan nilai dari ke-12 indikator pada tahun 2012 ditotal, Indonesia memiliki nilai FSI 80,6 alias masuk dalam kategori buruk (warning). Namun, kata Armida, FSI mencatat kinerja ekonomi Indonesia dalam kondisi moderat, sehingga masih bisa dilakukan perbaikan.
"Untuk indikator yang nilainya baik akan kami pertahankan, yang buruk akan langsung dipercepat perbaikannya, sementara yang stagnan akan diperbaiki dan ditingkatkan," ujar Armida sambil menambahkan semua indikator FSI sudah menjadi bagian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 dan Rencana Kerja Pemerintah 2013.
Terakhir Armida menegaskan bahwa perbaikan terhadap indikator-indikator yang buruk tidak bisa dibebankan pada pemerintah saja. Ia mengatakan rakyat harus berperan serta agar Indonesia bisa segera naik tingkat ke status moderat.
ISTMAN MP