TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Penerangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara, Marsekal Pertama Azman Yunus, berharap hasil investigasi terhadap insiden jatuhnya pesawat angkut jenis Fokker-27 di area Lapangan Udara Halim Perdanakusuma bisa segera didapat.
Menurut dia, proses penyelidikan atas insiden tersebut akan memakan waktu kurang lebih tiga bulan. "Mudah-mudahan (penyelidikannya) bisa lebih cepat," kata dia saat dihubungi Tempo, Senin, 25 Juni 2012.
Ia menjelaskan, proses penyelidikan dilakukan oleh tim yang berasal dari internal, yakni Dinas Keselamatan Terbang dan Kerja TNI Angkatan Udara. Namun, ia enggan memberikan informasi mengenai perkembangan proses penyelidikan yang dilakukan sejauh ini. "Saya tidak ingin mendahului tim. Silakan tim bekerja semaksimal mungkin."
Menurut Azman, TNI AU memberikan keleluasaan penuh kepada tim penyelidik untuk menjalankan investigasi. Soalnya, banyak aspek yang mesti disimulasikan tim untuk mengetahui penyebab jatuhnya Fokker-27. "Tim silakan bekerja. Jangan kita intervensi," ujar dia.
Fokker-27 jatuh pada Kamis, 21 Juni 2012 lalu, sekitar pukul 14.45 WIB, di Branjangan, Kompleks Rajawali, Halim Perdanakusuma. Pesawat itu jatuh saat sedang melakukan latihan touch and go, latihan lepas landas, dan mendarat secara berulang-ulang di wilayah lokal Halim. Sebanyak 11 orang meninggal dan 10 lainnya luka-luka akibat kecelakaan tersebut.
PRIHANDOKO
Berita terkait
Jatuhnya Fokker Tak Pengaruhi Nasib Hibah F16
Selain Fokker, TNI AU Masih Pakai 20 Pesawat Uzur
Selama Latihan, Fokker 27 Tidak Lakukan Manuver
AJI Desak TNI Usut Kekerasan Liputan Fokker
Fokker-27 Diduga Terbang Terlalu Rendah
SBY Minta Fokker F-27 Sementara Tidak Diterbangkan
Fokker 27 Diklaim Tak Miliki Kotak Hitam