TEMPO.CO, Jakarta - Muliaman D. Hadad yang baru saja dinyatakan sebagai Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku prioritas dia saat ini tidak jauh berbeda dengan yang ia nyatakan saat uji kelayakan. Ia mengatakan, fokus dia saat ini masih menyangkut masa transisi.
"Tidak jauh berbeda dengan yang sudah saya katakan saat fit and proper test. Fokus pertama saya masih ke masa transisi OJK," katanya saat ditemui seusai pengesahan di Rapat Paripurna DPR, Selasa, 26 Juni 2012.
Muliaman mengatakan proses transisi menjadi fokus utama karena hal itu menentukan stabilitas sistem keuangan. Selain itu, kata Muliaman, kelancaran proses transisi juga mempengaruhi kepercayaan masyarakat kepada OJK. "Masyarakat menaruh harapan yang besar kepada OJK. Harapan mereka tidak sebatas pada penguatan pengawasan saja, tetapi juga kelangsungan kebijakan," katanya.
Muliaman, yang saat ini masih menjabat sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia, mengatakan ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk masa transisi ke OJK berlangsung baik. Salah satunya adalah peningkatan konsolidasi dan sosialisasi.
Muliaman menjelaskan, tanpa konsolidasi dan sosialisasi, transisi ke OJK tidak akan berlangsung lancar. Pasalnya, pemahaman akan fungsi dan tujuan OJK akan menjadi kabur. "Sosialisasi dan konsolidasinya bisa yang internal, eksternal, ataupun kepada stakeholder," ujarnya.
Saat ditanya apa prioritasnya selain transisi, Muliaman mengatakan, dirinya juga akan memprioritaskan fokus pengawasan lembaga keuangan dan pasar modal, kontribusi OJK kepada masyarakat, serta koordinasi (integrasi) antara pemerintah, OJK, Bank Indonesia (BI), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
"Koordinasi antara pemerintah, OJK, BI, dan LPS akan menentukan stabilitas sistem keuangan di masa transisi," ujar Muliaman. Menurut dia, integrasi itu penting karena pengawasan integrasi akan menutupi lubang-lubang pengawasan sektoral yang hanya fokus pada masing-masing bagian.
ISTMAN MP