TEMPO.CO, Jakarta - Krisis keuangan Eropa masih menjadi sentimen negatif yang membayangi pergerakan rupiah. Penurunan peringkat bank Spanyol oleh Moody’s semakin meningkatkan risiko kredit global.
Melemahnya bursa-bursa regional dalam perdagangan kemarin membawa tekanan bagi mata uang euro dan berdampak pada pelemahan rupiah. Nilai tukar rupiah langsung melemah ke level 9.524 per dolar Amerika Serikat (AS) di awal pembukaan transaksi tadi pagi. Namun siang ini rupiah ditransaksikan di level 9.500 per dolar AS, atau menguat tipis 9 poin dari posisi penutupan kemarin di 9.509 per dolar AS.
Krisis keuangan di Eropa menjadi faktor yang mencuatkan sentimen negatif di kalangan investor. “Pertemuan tingkat tinggi para pemimpin Uni Eropa untuk membahas skenario penanganan krisis yang akan diadakan pada 28-29 Juni mendatang ternyata kurang mendapat apresiasi positif dari pasar,” ujar Lana Soelistianingsih, ekonom dari Samuel Sekuritas Indonesia.
Pertemuan itu rencananya membicarakan tiga hal utama, yaitu masalah perbankan di Uni Eropa, integrasi fiskal, dan kemungkinan pencairan dana talangan. Pada pertemuan tersebut, Spanyol juga akan secara resmi meminta dana talangan senilai 100 miliar euro untuk merekapitalisasi sektor perbankannya.
Setelah Moody’s kembali menurunkan peringkat utang 28 bank di Spanyol, wajar apabila investor tidak menaruh harapan terlalu besar terhadap pertemuan antarpemimpin Uni Eropa mendatang. Penurunan peringkat satu hingga empat level untuk sovereign debt juga dialami dua bank besar, SAN dan BBVA. “Ini menunjukkan tingkat kelayakan kredit di negara itu sudah mengkhawatirkan,” dia menjelaskan.
Penurunan peringkat oleh Moody’s ini merupakan yang ketiga kalinya dialami Negeri Matador dalam dua bulan terakhir. Pada 17 Mei lalu, Moody’s juga memangkas 16 bank Spanyol, dilanjutkan pada 13 Juni lalu Moody’s juga memangkas peringkat utang pemerintah Spanyol dari A3 menjadi Baa3, atau batas bawah peringkat layak investasi.
Dengan demikian, tampaknya masih sulit untuk meyakinkan investor kemungkinan krisis utang dapat teratasi, malah krisis utang ini justru semakin menular ke negara-negara lain. Apalagi Siprus, negara tetangga Yunani, juga akan meminta dana talangan ke Uni Eropa.
Lana memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran 9.480 sampai 9.500 per dolar AS pada penutupan hari ini. “Sentimen global kembali memburuk, kemungkinan Bank Indonesia akan masuk ke pasar untuk mengurangi tekanan terhadap rupiah yang sudah di atas level 9.500 per dolar AS.”
M. AZHAR