TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan enggan mengomentari konflik yang terjadi di PT Semen Tonasa, anak usaha PT Semen Gresik. "Itu urusan korporasi, bukan BUMN," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Selasa, 26 Juni 2012.
Bekas orang nomor satu di PLN itu pun enggan berpendapat mengenai sejumlah pemecatan yang terjadi di pabrik semen terbesar di kawasan Indonesia timur tersebut. "Saya tidak mau ngomong soal itu," katanya lagi.
Warga menduduki kantor PT Semen Tonasa di Desa Biring Ngere, Kecamatan Bungaro, Pangkep, Sulawesi Selatan, kemarin, Senin 25 Juni 2012. Mereka meminta hasil rapat umum pemegang saham luar biasa PT Tonasa dibatalkan karena tak seorang pun dari lima anggota komisaris berasal dari Pangkep.
Masyarakat ngotot menduduki kantor hingga ada pembatalan keputusan. Jika keputusan tak diubah, Tonasa harus berpisah dari PT Semen Gresik. Mereka meminta solusi dengan menambah komisaris menjadi tujuh orang. Warga mendesak penyelesaian dilakukan Semen Gresik yang diteruskan ke Menteri BUMN.
Tonasa menempati lahan seluas 715 hektare di Biringere, sekitar 68 kilometer dari Makassar. Tonasa memiliki kapasitas 3,48 juta metrik ton semen per tahun. Semen Tonasa beroperasi sejak 1968 dengan dukungan 7 unit pengantongan. Unit pengantongan semen berlokasi di Makassar, Bitung, Palu, Banjarmasin, Bali, dan Ambon.
SATWIKA MOVEMENTI
Berita Terpopuler
Gaji Dahlan Juga Dihibahkan untuk Ricky Elson
Tunggu Dahlan, Bupati Pangkep Duduki Semen Tonasa
Kasasi Kalah, Bank Mutiara Harus Bayar Nasabah
Sriwijaya Masih Negosiasi Pembelian Jet Embraer
Survei Negara Gagal, Pemerintah Akui Buruk 2 Indikator
Ciputra Incar Kawasan Dekat Bandara di Sumatera
Rayu Investor Indonesia,Irak Jamin Keamanan Stabil
BI Ancam Denda Ribuan Eksportir