TEMPO.CO, Jakarta - Di sela-sela kegiatannya berlatih militer dan belajar merakit bom, Hisyam bin Ali Zein alias Umar Patek punya aktivitas lain: mewarnai rambut hitamnya. Kepada kedua wartawan Tempo, Riky Ferdianto dan Hermien Y. Kleden, terpidana kasus Bom Bali I ini bercerita dia suka mengecat rambutnya dengan warna cokelat. Tapi pewarnaan itu tak menggunakan cat rambut berbahan kimia, melainkan inai.
"Kalau rambut memang saya pakai henna (dari daun, Lawsonia inermis, yang dihaluskan)," kata Umar Patek pada Mei 2012. "Itu diperbolehkan, dan justru seperti itu sunah rasul."
Tentang warna matanya yang cenderung kebiru-biruan, Umar Patek menampik bahwa dia mengenakan kontak lensa atau softlens. Kata dia, memang warna asli matanya seperti itu.
Mengenai postur tubuhnya yang kurus, pria kelahiran 12 Juli 1966 ini menyatakan, sejak kecil, badannya memang tak gemuk. Karena itu, tubuh kurus Umar Patek bukan disebabkan tekanan di penjara. Makanan rumah tahanan, kata dia, halal dan dapat ia makan.
"Kadang saya dapat kiriman daging dari rumah. Biasanya adik dan paman datang menjenguk," ujarnya.
Sejak kecil, kedua orang tua Umar Patek kerap memasakkannya makanan Timur Tengah. Seperti nasi kebuli, khabsa, dan kari. Karena kebiasaan itu, lidah Umar Patek sangat akrab dengan menu dari daratan di antara Laut Mediterania dan Teluk Persia itu.
Umar Patek merupakan terpidana kasus Bom Bali I, 2002. Pada 21 Juni 2012, majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat mengeluarkan vonis 20 tahun penjara ke Umar Patek. Lelaki ini dianggap bersalah karena terlibat pada tragedi bom yang menewaskan 202 orang dan melukai 209 lainnya.
CORNILA DESYANA
Berita terpopuler
Begini Olga Setelah Ditegur Soal Assalamualaikum
Mega: Kalau Mau Berantem, Kita Berantem
Anas Mungkin Tak Akan Datang ke KPK
Besok KPK Periksa Anas untuk Kasus Hambalang
Minta Maaf, Olga Syahputra Menangis.