TEMPO.CO, Jakarta - Pendukung Anas Urbaningrum tetap setia menyambut Ketua Umum Partai Demokrat itu usai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi. Tepuk tangan dan yel-yel dukungan puluhan pengurus DPP Demokrat mengarak Anas ketika meninggalkan kantor KPK, Rabu sore, 27 Juni 2012.
KPK memeriksa Anas selama hampir delapan jam dalam penyelidikan proyek pembangunan pusat olahraga di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Ketika mendatangi kantor KPK, Rabu pagi, Anas disambut puluhan pengurus DPP Demokrat.
Mereka adalah Wakil Sekretaris Jenderal Saan Mustofa, Ketua DPP Gede Pasek Suardika, Ketua Divisi Komunikasi Publik Andi Nurpati, Ketua Divisi Hukum Denny Kailimang dan Patra M Zen. Ada juga dua politikus Demokrat Umar Abshal dan Sudewo.
Mereka berada di kantor KPK mendahului Anas. Sebagian menggunakan seragam Demokrat berwarna biru dan putih. Ada juga mengenakan kemeja biru dilengkapi dengan pin partai. Mereka kemudian bertepuk tangan ketika Anas mendatangi kantor KPK.
Saat keluar, Anas langsung menggelar konferensi pers di tangga KPK. Anas memilih duduk di anak tangga ketiga. Duduk di belakangnya Saan Mustofa, Andi Nurpati dan Gede Pasek. Berjejer di belakang, Deni Kailimang, Patra dan kawan-kawan. Usai konferensi pers, riuh tepuk tangan dan yel-yel dukungan mengantar Anas meninggalkan kantor Komisi.
Andi mengatakan dia sengaja datang untuk mendukung Anas. "Kedatangan pengurus DPP Partai Demokrat di KPK ini adalah dalam rangka memberikan support kepada Anas karena beliau akan menghargai proses hukum di KPK," kata Nurpati. Saan dan Pasek juga mengatakan hal yang sama. "Kami datang atas inisiatif sendiri," kata Saan.
Ketika KPK mengusut kasus Hambalang ini, internal Partai Demokrat memanas. Anas disebut-sebut terlibat pada proyek berbiaya Rp 1,2 triliun itu. Sebagian pengurus menyarankan Anas mundur dari jabatan Ketua Umum. Namun, Pasek berpendapat berbeda. "Yang meminta mundur itu yang tidak punya hak suara," katanya.
Menurut dia, yang berhak menurunkan Anas adalah pemilik hak suara. "Sampai saat ini tidak ada permintaan itu," dia menegaskan. Sampai Anas diperiksa KPK, Pasek mengatakan tidak pernah mendapat telepon maupun pesan singkat yang meminta Anas mundur. "Mereka justru mendoakan Anas," katanya.
Anas berlalu meninggalkan kantor KPK bersama puluhan pengurus Demokrat. Dia berencana langsung berangkat ke Yogyakarta menemui keluarganya. "Pak Anas akan menemui keluarganya. Anak-anaknya ada di sana," kata Saan.
Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR ini berujar Anas tidak menggelar rapat internal pengurus, baik sebelum maupun sesudah pemeriksaan di KPK tersebut. "Tidak ada rapat," kata Saan.
RUSMAN PARAQBUEQ
Berita terkait
Tujuh Jam, Pemeriksaan Anas Belum Kelar
Demokrat Minta Pemeriksaan Anas Tidak Dipolitisasi
Mirwan Amir Bela Anas
Pilih ke KPK, Pasek dan Saan Bolos Rapat Komisi
Menteri Amir Syamsuddin Yakin Anas Tak Bersalah
Mengapa Anas Tak Serahkan KTP ke KPK?