TEMPO.CO, Jakarta - Grup musik legendaris The Beatles diminta harus bertanggung jawab atas meningkatnya penggunaan narkoba di seluruh dunia yang telah menelan banyak korban kaum muda. Pernyataan tersebut diungkapkan Yevgeny Bryun, pejabat anti-narkoba di Kementerian Kesehatan Rusia.
Bryun mengatakan, dalam sebuah konferensi pers di Moskow, bahwa dampak dari propaganda Fab Four pada tahun 1960-an hingga kini masih terasa. “Setelah The Beatles memperluas pengaruh mereka hingga ke India, mereka memperkenalkan ide bahwa orang bisa senang karena menggunakan narkoba,” kata Bryun kepada Telegraph, seperti dikutip Tempo.co.
“Ketika bisnis menyadari bahwa ada barang-barang yang diasosiasikan dengan kesenangan, di sanalah semuanya dimulai,” ujar Bryun lagi. Ia menambahkan bahwa diperlukan usaha yang keras untuk melawan budaya massa dan iklan yang mempromosikan penggunaan narkoba akhir-akhir ini.
The Beatles bereksperimen dengan berbagai jenis narkotik dan Paul McCartney mengaku, pada 2004, bahwa terlalu banyak dari musik mereka yang menginformasikan obat-obatan terlarang itu. Ia mengatakan lagu Got to Get You into My Life adalah tentang ganja, sementara Day Tripper adalah tentang asam. Lucy in The Sky with Diamonds dikenal luas ada kaitannya dengan LSD (obat halusinasi yang berbahaya).
Musik The Beatles pernah dilarang di Uni Soviet karena dianggap sebagai intrusi Barat yang berbahaya. Sebuah perusahaan rekaman di negara itu, Melodiya, mengatakan bahwa “Musikus-musikus seperti itu yang telah menurunkan kualitas musik. Mereka tidak berhak mendapat tempat di industri rekaman di Soviet.”
Namun Presiden Rusia Vladimir Putin adalah salah seorang penggemar grup musik asal Inggris itu. Bahkan dia bertemu dengan Paul McCartney saat penampilan Back in the USSR dan lagu lainnya di Red Square pada 2003 silam.
TELEGRAPH | ARBA’IYAH SATRIANI
Berita Terpopuler Lainnya:
Olga Syahputra Didatangi FPI?
Polemik Celetukan Olga,Pesbukers Tetap Tayang Live
Benarkan Rumor, Megan Fox Pamer Perut di Hawaii
Rumah Mewah Para Selebriti Hollywood