TEMPO.CO, Jakarta - PT Trisula International Tbk menjadi perusahaan keenam yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun ini. Dibuka dengan harga Rp 300 per saham pada perdagangan Kamis, 28 Juni 2012, saham emiten retail pakaian itu terus menguat. Hingga siang ini, saham Trisula naik 25 poin atau 8,33 persen ke level Rp 325 per saham.
Direktur Utama Trisula, Lisa Tjajadi, mengatakan, selama penawaran umum, ada sebanyak 1.136 aplikasi atau 782 juta lembar saham yang ditawarkan. Itu melebihi dari total saham yang ditawarkan perusahaan sebanyak 300 juta lembar saham atau setara dengan 30 persen dari total saham yang disetor penuh. "Dari data kami bisa mencapai Rp 234 miliar. Namun, secara tunai, kami dapat mengantongi dana Rp 90 miliar," ujar Lisa di Jakarta, Kamis, 28 Juni 2012.
Dari dana tersebut, 65 persen akan digunakan untuk modal kerja ekspansi usaha retail perusahaan. Sedangkan sisanya sebanyak 35 persen digunakan untuk mengakuisisi PT Trisco Tailored Apparel Manufacturing. Dengan akuisisi ini, Trisco dapat berkontribusi 30 persen penjualan dalam enam bulan beroperasi pada tahun ini. "Untuk industri retail, kontribusinya mencapai 25 persen," katanya.
Masuknya Trisco menambah anak usaha Trisula yang sebelumnya memiliki tiga perusahaan, antara lain PT Tritirta Saranadamai sebanyak 98 persen, PT Trisula Gramindo Manufacturing 95 persen, dan PT Trimas Sarana Garment Industri 95 persen.
Hingga tengah tahun ini, PT Trisula meraih keuntungan sebesar Rp 8 miliar. Perolehan itu ditopang oleh penjualan yang sudah mencapai Rp 126 miliar. "Laba bersih ini tumbuh 20 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu," ujarnya.
Dia yakin, setelah penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO), kinerja perusahaan akan sangat meningkat pada tahun ini. Perusahaan pun menargetkan penjualan mencapai Rp 600 miliar dengan laba bersih sebesar Rp 30 miliar. Itu bakal didongkrak dengan penambahan gerai mencapai 350 gerai, dari sebelumnya 165 gerai.
SUTJI DECILYA