TEMPO.CO, Jakarta - Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir menyatakan Pertamina telah bersiap untuk mencari pasokan minyak tanpa menggunakan trader. Ini untuk melaksanakan perintah Menteri Badan Usaha Milik Negara yang melarang Pertamina membeli minyak lewat trader pada kuartal III mendatang. "Kita sudah siap dan mulai mencari, langsung ke negara produsennya atau perusahaan minyak nasional lain," ujar Ali ketika dihubungi, Kamis, 28 Juni 2012.
Ia menegaskan pencarian dan pembelian minyak tersebut akan tetap menggunakan jasa Petral sebagai anak usaha Pertamina dalam transaksi perdagangan minyak selama ini. Salah satu penawaran yang sedang dijajaki adalah penawaran impor minyak dari Irak sebanyak 300 ribu barel per hari. Saat ini Pertamina masih perlu menyesuaikan dulu jenis minyak yang ditawarkan dengan spesifikasi kilang yang dimiliki.
Menurut Ali, kebijakan pemerintah ini tidak terlalu berdampak signifikan pada Pertamina. Sebab kilang-kilang milik Pertamina yang rata-rata mampu mengolah hingga 850 ribu dalam sehari, sebanyak 80 persennya dipasok oleh minyak nasional. Sisanya baru didatangkan dari Saudi Aramco dan spot market atau persediaan pasar. "Selama ini yang menggunakan trader itu yang spot market, jumlahnya kecil. Jadi tidak terlalu berdampak," katanya.
Pertamina memiliki enam kilang yang mengolah minyak mentah setiap harinya. Kilang tersebut adalah Kilang Dumai di Riau dengan kapasitas 170 ribu barel per hari, Kilang Plaju di Sumatra Selatan dengan kapasitas 118 ribu barel per hari, Kilang Cilacap sebesar 348 ribu barel, Kilang Balikpapan sebanyak 260 ribu barel, Kilang Balongan,di Jawa Barat 125 ribu barel, dan Kilang Kasim di Papua Barat dengan kapasitas 10 ribu barel per hari.
GUSTIDHA BUDIARTIE