TEMPO.CO , Probolinggo - PROBOLINGGO - Pagelaran musik Jazz At The Museum menggebrak publik Kota Probolinggo, Kamis malam, 28 Juni 2012. Ratusan penggemar musik jazz warga kota yang terkenal dengan buah mangganya ini menjejali halaman muka Museum Kota Probolinggo untuk menyaksikan kebolehan musisi jazz lokal dan band tamu dari Surabaya.
Pergelaran jazz ini sudah kedua kalinya digelar di halaman muka Gedung Museum Probolinggo. Dua grup musik jazz yang malam itu unjuk kebolehan di depan ratusan warga Kota Probolinggo adalah Mango Jazz dari Kota Probolinggo dan Jazzy Nineteen dari Surabaya. Mango Jazz mengawali pergelaran dengan tembang jazz lawas 'Celebrate' yang dipopulerkan oleh Lake sebuah grup musik asal Jerman.
Pergelaran musik jazz yang dimulai sekitar pukul 19.30 WIB dan baru berakhir sekitar pukul 22.30 WIB ini cukup mendapat perhatian publik Kota Probolinggo. Dalam sepekan terakhir ini, warga dihibur sejumlah kegiatan pertunjukan dalam rangka Seminggu di Kota Probolinggo (Semipro). Dalam keadaan cuaca berangin kencang, ratusan warga terlihat asyik bergoyang.
Pergelaran musik jazz ini ditutup oleh tampilan apik grup musik jazz dari Surabaya Jazzy Nineteen dengan dua vokalisnya. Tembang-tembang jazz populer dibawakan oleh grup musik beranggotakan enam personel ini. Lagu dangdut populer seperti Keong Racun yang dibawakan secara jazzy oleh grup musik ini mendapat sambutan hangat para penonton. Suasana semakin meriah ketika grup musik ini membawakan lagu dangdut Ayu Ting Ting berjudul Di Mana secara jazzy.
Menginjak akhir pergelaran, penonton meminta grup musik ini memainkan lagu George Michael, Careless Whisper. Suasana menjadi larut ketika alat musik saksofon yang dimainkan salah satu personelnya dengan ciamik ini mengawali tembang ini.
Koordinator Museum Probolinggo, Ade Sidiq Permana, kepada Tempo mengatakan, pergelaran Jazz at The Museum ini sudah kali kedua digelar di Museum Kota Probolinggo. "Selain sebagai tempat menyimpan benda bersejarah, museum juga sebagai pusat kesenian dan kebudayaan," kata Ade.
Artinya, museum menjadi wadah pelestarian pengembangan kebudayaan dan seni. "Semua jenis kesenian termasuk jazz tercakup di dalamnya," kata Ade.
Bahkan, sehari sebelumnya, Museum Probolinggo menampilkan salah satu tradisi Kota Probolinggo yaitu Tari Lengger. Pergelaran musik jazz ini, kata Ade, diharapkan bisa menjadi agenda rutin tahunan Museum Probolinggo.
"Ini merupakan wujud kerja sama pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kesenian di Kota Probolinggo," katanya.
DAVID PRIYASIDHARTA