TEMPO.CO , Boulder:Fosil gigi berumur dua juta tahun lalu menunjukkan nenek moyang manusia adalah makhluk pemakan daun dan buah dari pepohonan di Afrika. Pemindaian fosil gigi Australopithecus sediba itu mengungkap perilaku makan salah satu nenek moyang manusia ini. Perilaku mengonsumsi daun dan buah juga dijumpai pada simpanse.
Petunjuk ini terungkap setelah para peneliti menyinari fosil gigi dengan laser untuk membebaskan karbon dari enamel gigi. Metode ini memungkinkan mereka menemukan jenis-jenis tanaman yang dikonsumsi hominid serta lingkungan tempat tinggalnya.
Dari analisis karbon, para peneliti menemukan adanya partikel mikroskopis tanaman. Partikel renik bernama phytolith ini terjebak di karang gigi A. sediba.
"Kami masih dapat menemukan phytolith yang terawetkan dengan baik di gigi hominid berusia dua juta tahun. Ini luar biasa dan menakjubkan," kata Paulus Sandberg, mahasiswa doktoral di University of Colorado Boulder, Amerika Serikat. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Nature terbaru.
Data phytolith menunjukkan bahwa individu A. sediba cenderung menghindari rumput yang tumbuh di padang rumput terbuka yang melimpah di wilayah Afrika pada saat itu. A. sediba lebih memilih pepohonan sebagai tempat hidupnya.
Menurut Sandberg, temuan phytolith sangat penting karena makanan merupakan aspek fundamental dari biologi makhluk hidup. Makanan juga menjadi faktor yang mendorong perilaku setiap spesies serta membentuk relung ekologinya.
"Sewaktu lingkungan berubah seiring waktu dan iklim, makhluk hidup umumnya dipaksa untuk bergerak atau beradaptasi dengan lingkungan baru mereka," ujar dia.
A. sediba memiliki postur tegak dan berlengan panjang, mencirikan hominid primitif sekaligus modern. Pergelangan kakinya juga mirip manusia modern, dengan jari pendek dan ibu jari panjang untuk mencengkeram batang pohon secara tepat. Sementara otaknya relatif kompleks ketimbang hominid sebelumnya.
Temuan ini cukup mengejutkan. Sebab, kata Sandberg, teori yang berkembang selama ini menyatakan sebagian besar hominid berusia 4 juta tahun memilih makanan yang baru dan berbeda ketimbang kera besar yang hidup saat ini. "Tapi sekarang saya tidak begitu yakin," ujar dia.
DAILYMAIL | MAHARDIKA SATRIA HADI
Berita Terkait
Gen yang Bikin Lumba-lumba Cerdas
Kontes Robot Nasional Baru untuk Pembelajaran
Berkebun di Dalam Gelas
94 Tim Berlaga di Kontes Robot Nasional
Kontes Robot Nasional Baru untuk Pembelajaran
Gen yang Bikin Lumba-lumba Cerdas
Berkebun di Dalam Gelas
Samsung Galaxy Nexus Dilarang di Amerika Serikat