TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah berusaha menutup defisit neraca perdagangan dalam dua bulan terakhir. \"Jangan sampai cadangan devisa kita terkuras, intinya neraca modal kita harus bisa menutupi defisit saat ini,\" ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro, Senin, 2 Juli 2012.
Defisitnya neraca perdagangan, menurut Bambang, disebabkan Indonesia masih mengandalkan ekspor barang mentah yang tidak memiliki nilai tambah. Sementara harga-harga komoditas barang mentah tersebut saat ini sedang mengalami penurunan. \"Sedangkan impor kita kebanyakan barang modal yang penting untuk industri, jadi susah untuk mengurangi defisit,\" kata dia.
Walau defisit selama dua bulan berturut, Bambang menegaskan hal ini belum begitu membahayakan bagi keuangan negara karena masih dalam prosentase yang aman terhadap nilai produk domestik bruto. Menurutnya, defisit ini akan menjadi peringatan dini bagi pemerintah apabila telah melampaui 3 persen terhadap PDB. \"Tetapi tetap harus kita jaga supaya defisit tidak melebar,\" ujar Bambang.
Terkait dengan inflasi, ia optimistis inflasi tahun ini akan mencapai kurang dari 5 persen. Sebab, dilihat dari inflasi intinya sudah semakin turun. Hanya saja, volatilitas di harga pangan ini yang masih harus dijaga,\"Ini tetap harus diperhatikan, selama pasokan bisa dicukupi volatilitas bisa ditekan.\"
GUSTIDHA BUDIARTIE