TEMPO.CO, Jakarta- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka ramalan (ARAM) I tahun 2012 produksi padi meningkat sebesar 4,31 persen. Produksi padi naik dari tahun lalu 65,76 juta ton gabah kering giling (GKG) menjadi 68,59 juta ton GKG.
Kepala BPS, Suryamin, mengatakan ARAM I 2012 ini didapat dari penghitungan produksi riil dari Januari-April ditambah angka prediksi produksi dari Mei hingga Desember mendatang. \"Jadi bukan membuat ramalan untuk seluruh bulan. Prediksi hanya dari Mei sampai Desember,\" kata Suryamin dalam konferensi persnya di kantor BPS, Jakarta, Senin, 2 Juli 2012.
Peningkatan produksi padi tahun ini, kata Suryamin, dipengaruhi oleh dua hal utama. Pertama, BPS memprediksi luas panen tanaman padi 2012 naik 1,80 persen dari tahun sebelumnya menjadi 237,30 ribu hektare. Kedua, ada perkiraan peningkatan produktivitas sebesar 2,47 persen menjadi 1,23 kuintal per hektare.
Tidak hanya itu, produksi padi diperkirakan meningkat juga akibat adanya panen yang bergeser ke awal tahun ini. \"Musim tanam tahun lalu ada pergeseran di akhir tahun, sehingga produksinya masuk dalam hitungan riil Januari-April 2012,\" katanya.
Faktor pendukung kenaikan produksi padi ikut dipengaruhi oleh iklim tahun ini yang diperkirakan bagus. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi iklim ke depan cukup normal, sehingga mendukung masa tanam dan panen padi.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Udhoro Kasih Anggoro, mengatakan peningkatan produksi padi akan membuat surplus hingga akhir tahun sebesar 5,528 juta ton beras. Angka itu memperhitungkan jumlah konsumsi beras sebesar 135,01 kilogram per kapita per tahun.
\"Dengan ARAM 1 ini, jumlah konsumsi beras sebesar 33,035 juta ton, sedangkan yang tersedia mencapai 38,563 juta ton beras,\" ujar Anggoro dalam kesempatan sama.
Produksi padi mengalami pasang surut dalam tiga tahun terakhir. Pada 2010 BPS mencatat produksi padi sebesar 66,47 juta ton GKG, turun menjadi 65,76 juta ton GKG pada 2011. Metode penghitungan produksi padi kemudian diubah, ARAM I tidak dirilis Maret tapi diundur pada Juli ini dengan alasan agar penghitungannya juga memasukkan realisasi riil produksi Januari-April.
Anggoro menjelaskan ada empat hal utama yang akan dilakukan pemerintah untuk menggenjot produksi padi, yaitu menekan laju konversi lahan sawah, mengurangi serangan Organisme Pengganggu Tanaman, mengurangi tingkat susut produksi saat panen, dan meningkatkan infrastruktur jaringan irigasi sawah.
ROSALINA